YOGYAKARTA – Naiknya harga Gas Lpg 12 kg mulai berimbas ke sector usaha kecil. Penyedia jasa pengisian gas, baik itu untuk gas korek api maupun pengisian gas pada kompor portable, terpaksa ikut menaikkan harga menjadi sekitar 50 persen, mengikuti kenaikan harga gas 12 Kg.
Paijo(52) warga lempunyangan, salah satu pedagang gas kompor portable mengaku menaikkan harga pengisian gas, sehari setelah ditetapkan pemerintah pada 1 januari, kemarin.
“Dari Rp 5000 menjadi Rp 7000, itu saya naikan baru mulai kemarin (02/01/2014)” ujarnya di tempatnya berjualan, depan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STTP) jurusan penyuluhan pertanian, Jumat(3/1/2014).
Paijo menambahkan, ia berjualan sejak 27 tahun lalu. Ia mengaku untungnya hanya sedikit, sehari Rp 2 ribu per pengisian kompor portabel. Jika sekarang tidak menaikkan harga, kata dia, maka sama sekali tidak mendapatkan untung.
“Kalau tidak dinaikkan, saya dapat apa? Bisa bangkrut saya. Kalau pembeli mau protes silahkan, tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa, kenyataannya juga seperti itu (gas Naik, red),” tambahnya.
namun demikian, Paijo mengaku meski harga gas naik, dalam sehari dia masih bisa mendapat keuntungan Rp 300.000.
Lain halnya dengan Badrun (21) salah satu mahasiswa di perguruan tinggi yang da di Jogja. Dia mengaku sangat keberatan dengan naiknya harga gas 12 kg. Menurutnya kenaikan harga tersebut bisa memicu kenaikan harga-harga lainnya, terutama makanan matang.
“Sebagai mahasiswa dan anak kost, saya merasa keberatan karena bisa berpengaruh terhadap yg lainnya. Sekarang beli nasi saja sudah mulai naik,” pungkasnya. (yan)
Redaktur: Rudi F