SLEMAN – Kenaikan harga gas LPG 12 kg, membuat masyarakat Indonesia, khususnya Yogyakarta mengalami kesulitan dalam memperoleh. Meskipun sudah banyak masyarakat yang beralih ke gas 3 Kg, ternyata sampai saat ini tidak dapat menyelesaikan masalah.
Hal itu dikarenakan, gas 3 Kg mengalami kelangkaan karena banyaknya permintaan masyarakat untuk membeli gas tersebut. Namun, ada alternatif untuk mengganti gas sebagai sumber pengapian dalam kegiatan rumah tangga dan industri, yaitu, briket batu bara.
Di kawasan Yogyakarta, briket batu bara di jual di Jalan Magelang Km 6,2, Sleman. Pengelolanya bernama Sarjimin. Dirinya menyatakan briket batu bara ini dikirimkan dari PT Bukit Asam Provinsi Palembang.
Dalam proses pembuatan briket dibuat dengan cara menggiling batu bara terlebih dahulu hingga halus, agar batu kerikil dan tanah mudah untuk dipisahkan. Setelah melalui proses itu, bubuk batu bara dicetak dengan menggunakan perekat adonan kanji, dengan bentuk balok kecil.
“Briket jenis ini banyak sekali keunggulannya. Di antaranya tidak membuat perabotan seperti panci dan wajan menghitam, suhu panasnya stabil dan bertahan 4 – 5 jam, untuk pemakaian 1,5 Kg.
Selain itu, harga 1 Kg briket batu bara hanya Rp 3.750 dan tidak beresiko meledak serta rasa masakan menjadi lebih nikmat,” ujar Sarjimin, saat dijumpai jogjakartanews.com, Senin (6/1/2014).
Sarjimin menambahkan, dalam 1 hari bisa menjual 3 hingga 4 karung besar briket, dengan berat 20 Kg per 1 karung.
“Sampai saat ini, konsumen yang menggunakan briketnya sebagai sumber pengapian di antaranya peternak untuk menghangatkan ayam, pengusaha catering, dan angkringan”, pungkasnya. (ynr)
Redaktur: Azwar Anas