Plagiat Lebih Adiktif Daripada Narkoba

YOGYAKARTA – Masyarakat Indonesia memiliki karakter yang lebih suka dipuja-puji. Hal tersebut yang membuat seseorang akan mencari jalan agar orang itu dianggap ada. Salah satunya adalah tindakan plagiat. Tindakan tersebut diambil karena itu merupakan jalan yang cepat untuk bisa ‘sukses’ atau dikenal khalayak.

Guru Besar Fusipol UGM, Prof. Janianto Damanik dalam diskusi bertajuk “Plagiarisme: Ancaman Laten Dunia Akademis” mengatakan, perkembangan ilmu pegetahun dan teknologi mempermudah siapa saja untuk melakukan tindakan plagiat. Apabila orang tersebut sudah mengatahui ‘gambar’-nya (plagiarism-red), orang tersebut akan terus masuk ke dalamnya.

“Semakin orang itu melihat ‘gambar’-nya, akan semakin orang tersebut masuk ke dalam. Plagiat lebih adiktif daripada narkoba,” ujarnya dalam forum diskusi di Gedung Magister Adminidtrasi Publik, Fisipol UGM, Selasa (25/2).

Junianto mengungkapkan, jika sedang dalam proses mengerjakan karya ilmiah, baik itu skripsi, tesis dan lain sebagainya, disertai dengan tindakan plagiat tentu akan bisa diperkirakan hasilnya. “Melakukan tindakan (karya ilmiah-red) dengan cepat dapat mendorong tindakan plagiarisme.”

Dengan fakta yang demikian, Junianto menyarankan, siapapun yang menulis, ide yang dimiliki tidak perlu besar. “Ide kita tidak perlu wah. Mulailah dengan melihat kondisi lingkungan kita. Kalau itu bukan idemu, jangan sebut itu idemu,” ujarnya sebelum diskusi berakhir. (kim)

Redaktur: Azwar Anas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com