Mbah Rono: Mitigasi Berbasis Bencana Urgen

YOGYAKARTA – Gunung Merapi di perbatasan DIY dengan Jawa Tengah sudah menjadi kawan bagi warga di dekitar lereng Merapi. Apabila meletus, kesiapan berbagai unsur menjadi salah satu kunci untuk meminimalisasi jatuhnya banyak korban.

Seperti halnya pada letusan Merapi 2010 lalu. Menurut Kepala Badan Geologi dan Kementrian ESDM, Surono, minimnya korban padaa saat terjadi letusan Merapi 2010 merupakan sebuah kebetulan. “Karena memang ada persiapkan waktu jangka panjang. Pengungsian yang terorganisasi. Itu merupakan sebuah kebetulan,” ujarnya di Hall Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY, Jumat (2/4/15).

Surono menuturkan, yang bisa menolong masyarakat dari bencana adalah masyarakat itu sendiri. Selain itu, pengetahuan mitigasi berbasis bencana menjadi hal yang urgen bagi seluruh lapisan masyarakat. “Tidak mudah diucapkan, seperti apa mitigasi berbasis bencana. Misalnya jalannya tidak rusak, itu harus diperbaiki,” ujar Mbah Rono, sapaan akrab Surono.

Mbah Rono menambahkan, penataan ruang berbasis mitigasi itu harus dinilai investasi. Pasalnya, infrastruktur menjadi salah satu hal yang wajib pada saat penangan bencana. “Meskipun, ngomongnya gampang tapi pelaksanaanya mumet,” tambahnya. (kim)

Redaktur: Azwar Anas

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com