YOGYAKARTA – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Daerah Istimewa Yogyakarta mengaku telah mengirimkan surat resmi kepada Amin Rais serta sejumlah tokoh lainnya termasuk Cawapres Hatta Rajasa untuk dimintai keterangan dan klarifikasi prihal dugaan pelanggaran pemilu saat pengajian dan dzikir akbar di sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Rabu (28/06/2014) malam.
Komisioner Bawaslu DIY Sri Rahayu R Werdiningsih mengatakan telah mengirimkan surat panggilan kepada tim pemenangan pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Hatta ke alamat masing-masing. Namun saat mengantarkan surat panggilan ke kediaman Amin Rais staff Bawaslu DIY Justru mendapatkan perlakukan yang kurang mengenakan.
Menurut penuturan Staf Pelaksana Teknis Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DIY, Ahmad Amri mengaku telah diusir oleh putra dari tokoh reformasi Amin Rais saat mengantarkan surat pemanggilan di kediamannya di Jl.Pandeyan, Sawit Sari, Condongcatur, Sleman.
“Saya di usir dari rumah pak Amin Rais waktu mengantar surat panggilan Bawaslu ke rumahnya Jum’at (27/06/2014) siang usai Jum’atan oleh salah seorang putranya,” ujarnya Sabtu (28/06/2014) di Kantor Bawaslu DIY.
Amri melanjutkan, selain mengusir pihak Amin juga telah mencela institusi Bawaslu dengan mengatakan Bawaslu tidak jelas asal memanggil seseorang tanpa bukti yang jelas. Padahal Bawaslu hanya ingin meminta klarifikasi soal kebenaran penyampaian visi misi dan ajakan di lingkungan kampus.
“Jangan duduk di kursi saya, pindah saja di jok motor sanah,” ungkap Staf Bawaslu DIY menirukan salah seorang putra Amin Rais yang mengusirnya pada Jum’at (27/6/2014) siang.
Menurutnya waktu disuruh pindah di jok motor kemudian di usir lagi dan diminta motornya untuk dibawa keluar pekarangan rumahnya sejauh beberapa meter. Komisioner Bawaslu DIY Sri Rahayu R Werdiningsih sangat menyesalkan insiden ini terjadi karena menurutnya staf Bawaslu datang ke rumah Amin Rais adalah tugas negara yang harus dihormati. (war)
Redaktur: Rudi F
