Edutek  

Ini Enam Hal yang Bisa Membuat Kita Sukses

YOGYAKARTA – Jalan menuju sebuah kesuksesan ternyata tidak membutuhkan banyak langkah. Meski demikian, untuk menjalaninya juga bukan perkara mudah.

Hal tersebut diungkapkan trainer, coach, mitra pengelola LA Learning, AM Lilik Agung saat memberi pembekalan kepada calon wisudawan program pascasarjana UGM di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM, Rabu (22/10/2014)

Menurut Agung kecerdasan saja tidak cukup untuk bisa menjadi beruntung atau sukses.

“Sukses bisa diraih jika dalam diri seseorang memiliki kecerdasan, bakat,  kegigihan, kerja keras, dan adanya dukungan dari lingkungan serta memiliki kesiapan untuk beruntung. Kalau punya enam hal ini pasti akan sukses,” ujarnya dikutip dari rilis resmu UGM.

Agung menjelaskan orang cerdas yang sulit mendapatkan kesuskesan, karena tidak dibarengi dengan adanya kegigihan berusaha, kerja keras, dan ketiadaan dukungan lingkungan yang menghambat pencapaian kesuksesan.

Misalnya yang terjadi pada Christoper Langan yang memiliki IQ 195 melebihi Albert Einstein dengan IQ sebesar 160. Sejumlah peluang yang seharusnya bisa menghantarkan pada kesuksesan tampaknya tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal. Mulai dari kehilangan beasiswa di Reed Colege. Oregon karena sang ibu lupa melakukan pendaftaran keuangan. Hingga putus kuliah dari Montana State University karena tidak mempunyai kegigihan untuk menjalani perkuliahan hingga usai. Akhirnya, kata dia, Christoper Langan dengan kecerdasan superior hanya menjadi tukang kebun di tempat ia pernah mengambil kuliah dulu.

“Hal ini terjadi karena kecerdasan dan bakat yang dimiliknya tidak mendapat dukungan dari lingkungan, tidak gigih, dan kerja keras untuk memperjuangkan nasibnya,” papar alumnus Sekolah Vokasi UGM ini.

Kondisi itu berbeda dengan sosok pebulutangkis legendaris Indonesia Rudi Hartono yang berhasil meraih kesuksesan di bidangnya karena kegigihanya berlatih sejak usia 8 tahun. Tak hanya itu, keluarga besarnya pun turut mendukung Rudi Hartono untuk menekuni bakatnya hingga menjadi professional dan menorehkan banyak prestasi.

Sementara, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Abdurrab, Riau, dr. May Valzon, M.Med., Sc., dalam kesempatan tersebut lebih banyak membagi pengalamannya dalam bekerja.

Alumnus Fakultas Kedokteran UGM ini mengungkapkan ia sempat merasa kaget saat awal memasuki dunia kerja yang sangat jauh berbeda saat menempuh pendidikan. Sebagai seorang dokter dirinya tidak pernah terpikirkan akan bekerja mengurusi hal-hal di luar dunia kedokteran. Namun saat mengajar di universitasnya, ia harus mengurusi banyak hal seperti jabatan structural yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Pria kelahiran Pasir Pangaranyan, 26 Mei 1984 ini mengaku meskipun tidak memiliki pengetahuan sama sekali tentang organisasi, ia akhirnya bisa bisa mengelola organisasi dengan belajar dan bekerja keras.

“Kalau ada tantangan yang bahkan kita belum pernah mengerjakannya, tetapi selama itu bisa dipelajari terima saja karena itu pasti akan menjadi bernilai nantinya,” terangnya.

Berkat hasil kerja kerasnya itu Valzon Menjadi Dekan Fakultas Kedokteran dalam usia yang relatif muda. (pr/ugm)

Redaktur: Rudi F

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com