BANJARNEGARA – Bencana tanah longsor di di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara menuai keprihatinan dan simpati masyarakat Indonesia. Hal itu terbukti dengan banyaknya relawan yang membantu proses evakuasi korban maupun di tempat-tempat pengungsian serta bantuan berupa logistik maupun dana.
Namun di sisi lain, dengan banyaknya yang menghimpun bantuan tanpa ada pengawasan dan transparansi ke publik, dihawatirkan akan dimanfaatkan pihak-pihak tidak bertanggungjawab untuk mengambil keuntungan dari penderintaan korban di Banjarnegara.
Untuk menghindari hal-hal tersebut, Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Banyumas memberikan contoh penggalangan bantuan yang transparan, akuntabel dan dipastikan sampai kepada korban yang berhak menerima.
Menurut ketua panitia Peduli Banjarnegara PP Banyumas, Siti Martatik mengatakan, dalam menggalang bantuan, PP bekerjasama dengan media cetak lokal Banyumas untuk melaporkan jumlah dan sumber sumbangan yang terkumpul kepada publik.
“Komitmen PP adalah membantu meringankan korban. Jadi bagi kami bantuan para donator yang melalui PP wajib ditransparasikan kepada publik dan benar-benar sampai kepada yang berhak. Ini mudah-mudahan juga dilakukan siapapun yang menggalang bantuan untuk korban Banjarnegara. Jangan sampai ada yang megeksploitasi korban bencana dengan berkedok menggalang bantuan tapi tidak transparan dan tidak sampai kepada yang berhak,” Tutur Siti kepada jogjakartanews.com, Rabu (17/12/2014).
Dikatakan Martatik dilihat dari luas wilayah dan korbannya, bencana tanah longsor di Banjarnegara relative kecil, dibanding misalnya bencana Tsunami di Aceh tahun 2004 atau Gempa Yogyakarta Tahun 2006 yang lalu, namun bantuan yang datang sangat banyak.
“Di sisi lain, hal itu menunjukkan adanya semangat kepedulian, gotong royong, dan cinta sesama.
Tapi kelemahannya jika tidak ada transparansi setiap lembaga atau relawan yang menggalang bantuan, dikhawatirkan ada yang memanfaatkan. Dengan ditransparasikan di media, bukan berarti ‘pamer’ tapi ini wujud tanggungjawab moral kepada public dan korban yang akan dibantu,” tandasnya.
Hartatik menginformasikan, hingga Selasa (17/12/2014) sumbangan donator untuk korban bencana longsor Banjarnegara yang terkumpul mealalui posko peduli PP sebesar Rp 10.645.500. Selain dana PP juga menggalang bantuan logistic berupa bahan makanan, obat-obatan, dan pakaian.
Selain PP, banyak organisasi kepemudaan yang juga menggalang bantuan untuk korban longsor Banjarnegara, salah satunya dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang membuka rekening Peduli HMI.
“PB (Pengurus Besar, red) HMI menggalang bantuan untuk korban bencana tanah longsor di Banjarnegara, dengan membuka rekening HMI PEDULI Nomor Rekening: 123-00-0645580-4. Dana yang terkumpul nantinya akan disalurkan langsung kepada para korban,” kata Ketua umum PB HMI, Arief Rosyid Hassan dalam keterangan resmi PB HMI, Minggu (14/12/2014).
Arif menjelaskan, PB HMI berkomitmen untuk membantu para korban hingga bencana ini usai. Sejak kejadian, PB HMI lewat Badan Koordinasi Nasional Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (Bakornas LKMI) telah berkoordinasi dengan kader-kader setempat, mencoba untuk mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh para korban.
“Kami akan menyalurkan bantuan kepada para korban yang akan diserahkan begitu semua telah terkumpul. Selain itu, akan dilakukan juga pemberian pelayanan kesehatan kepada para korban oleh LKMI HMI,” ungkapnya dikutip jurnaljakarta.com, Selasa (16/12/2014).
Sementara Fungsionaris PB HMI Bidang Kewirausahaan, Aristianto Zamzami mengatakan, sebagai kader HMI yang berasal dari Cabang Purwokerto yang juga melingkupi wilayah Banjarnegara, ia telah meminta adik-adinya kader HMI Cabang Purwokerto untuk berperan aktif menggalang bantuan dengan transparan dan akuntabel serta memastikan bantuan yang diterima sama dengan yang diberikan kepada korban.
“Insya Allah kader-kader HMI Cabang Purwokerto amanah, transparan dan akuntabel,” ujarnya.
Ditanya terkait bagaimana transparansi Rekening Peduli HMI? Zami, sapaan akrabnya, mengaku tidak memiliki kapasitas untuk menjawab, namun ia yakin PB HMI transparan terkait rekening Peduli HMI.
“Ya saya kira kalau Cabang Purwokerto saja transparan dan akuntabel, apalagi PB HMI, insya Allah lebih transparan lagi. Bagaimanapun itu adalah dana zakat ummat yang harus diberikan kepada yang berhak, jangan sampai serupiahpun dikurangi,” pungkasnya. (bom)
Redaktur: Tarnowo