BASARNAS Terjunkan 141 Rescuer Berkeahlian Khusus, Jumlah Korban Meninggal Sudah 83

BANJARNEGARA – Proses pencarian terhadap korban tanah longsor di Banjarnegara sore ini dihentikan sementara, dan akan dilanjutkan besok. Berdasarkan data posko utama, korban yang berhasil ditemukan hari ini berjumlah 19 korban, sehingga total korban yang berhasil ditemukan sebanyak 83 korban.

Kepala Kantor SAR Semarang Agus Haryono mengatakan, pencarian hari ini berlangsung efektif. Cuaca sangat mendukung, sehingga korban dapat ditemukan sebanyak 19 korban. Dalam pencarian Basarnas melibatkan 141 personel rescuer bersertifikat dan berkeahlian khusus. Menurutnya medan pencarian di bencana tanah longsor ini sangat berbahaya. Kondisi tanahnya sangat lembek dan sangat labil. Untuk itu, tim dari Basarnas kami tempatkan di garda terdepan. Kami sangat mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja. “Safety first dan patuh terhadap prosedur kerja di medan sulit seperti ini,” kata Agus.

Proses pencarian, lanjut Agus, sempat terhenti karena hujan, sekitar pukul 12.30 sampai dengan pukul 13.05. “Tim langsung kita tarik, dikarenakan saat hujan turun akan sangat berbahaya bagi para penolong dan bagi orang yang berada di lokasi tersebut,” imbuhnya.

Sementara itu, Personel Basarnas yang mengkomandani proses pencarian Nyoto Purwanto mengatakan, hari ini proses evakuasi yang paling sulit ketika mengevakuasi empat korban yang terjebak di dalam mobil, dan satu korban terjepit di bawah mobil. Saat mengevakuasi empat korban tim harus menggunakan rotary rescue untuk membuat akses dengan membelah kabin mobil. Mobil yang dibelah sudah tak berbentuk, ringsek dan korban terjepit di dalamnya. Proses evakuasi berlangsung selama 2 jam, sejak pukul 07.00 sampai dengan 09.00, pagi tadi.

Lalu, setelah ke-empat korban berhasil terevakuasi, kami menyemprotka air ke sekitar badn mobi avanza yang masih baru itu. Ternyata di bawah mobil terlihat ada satu korban lagi. Kami berusaha keras sekali untuk bisa mengevakuasi korban itu. “Kami terus menggali dan menyemprotkan air ke sekitar mobil menggunakan alkon penyemprot air. Sekaligus mencari, siapa tau ada korban lagi,” papar Nyoto.

Yang menjadi kesulitan lagi adalah karena separoh badan mobil berada di aliran sungai, dan separoh lagi tertimbun material  longsor tebing. “Ini sangat menyulitkan, karena timbunan tanahnya tebal sekali. Kami harus tetap berhati – hati supaya menjaga kondosi korban tetap utuh. Sehingga nantinya akan memudahkan ketika proses identifikasi,” imbuh Nyoto.

Korban baru bisa dievakuasi sore harinya sekitar pukul 17.00, setelah tanah dan material longsor yang menimbun bisa kita singkirkan semuanya dan menarik mobil tersebut. Bangkai mobil berhasil ditarik dengan menggunakan kamlong atau katrol. Menurut Nyoto, proses evakuasi sewaktu waktu akan diberhentikan manakala cuaca tiba tiba hujan. Lalu, hari sudah gelap. Ketika penglihatan rescuer sudah redup, atau maksimal sekitar pukul 17.30.

Masih menurut Nyoto, teknik pencarian yang diterapkan sangat efektif. Buktinya, dihari ke-enam ini Tim SAR gabungan bergasil menemukan 83 korban. Teknik yang kita gunakan adalah, dihari pertama dan kedua pencarian kita membagi wilayah pencarian menjadi 4 sektor. Tujuannya untuk mengetahui titik-titik di mana saja yang terdapat banyak korban. “Ternyata benar, teknik itu membuahkan hasil. Kami menemukan titik poin dimana terdapat banyak korban, yakni di titik akhir longsoran,” papar Nyoto lagi.

Setelah diketahui titik korban yang banyak, selanjutnya area pencarian kita sederhanakan menjadi dua sektor, yaitu sektor bawah dan sektor atas. “Seperti yang berlangsung sampai sekarang ini,” pungkasnya. (ris/humas Basarnas Semarang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com