Danang Wicaksana Sulistya: Warga Sleman Ke Depan Tidak Boleh Disusahkan Birokrasi

SLEMAN –  Salah satu persoalan kurang cepatnya pembangunan di Sleman adalah belum terciptanya pemerataan pembangunan kawasan timur dan barat. Untuk mempercepat pembangunan di Sleman agar lebih baik, perlu adanya pemerataan pembangunan dengan memanfaatkan potensi padukuhan.

“Percepatan pembangunan di Kabupaten Sleman DIY dapat didorong dari tingkat padukuhan.  Di Sleman ada  17 kecamatan, yang memiliki 86 desa dan 1212 padukuhan. Jika ke depan setiap desa dan padukuhan disuport dana untuk pembangunan dari APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) maka akan mempercepat pembangunan. Ini juga akan lebih mengefektifkan birokrasi,” kata Calon Wakil Bupati Sleman, Danang Wicaksana Silistya pasangan Calon Bupati nomor urut 1 Yuni Satia Rahayu, saat gelar kampanye Budaya 17 Kecamatan, di Lapangan Lumbungrejo, Tempel, Sleman,  Minggu (29/12/2015).

Menurut Danang, jika melihat postur APBD Kabupaten Sleman yang mencapai Rp 2,2 Triliun pertahun, sebenarnya sangat memungkinkan untuk mengalokasikan anggaran untuk padukuhan Rp 50 juta per tahun, dan untuk desa Rp 1 Miliar per tahun.

“Sami Desa atau Samiliar untuk Desa ini di luar anggaran program dana desa dari pemerintah pusat, sehingga diharapkan Desa-Desa di Sleman akan lebih mandiri, dan kehidupan masyarakat Sleman akan lebih sejahtera,” ucap tokoh muda nasional Putra asli Sleman ini.

Dijelaskan Ketua Bidang Informasi Strategis DPP Partai Gerindra, persoalan pembangunan di Sleman yang tidak kalah penting selain infrastruktur, pertanian, dan usaha rakyat, adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan dan kesehatan, kata Danang, juga selayaknya menjadi perhatian Pemkab Sleman Mendatang.

Mantan Pemain PSS Sleman ini menandaskan pendidikan dan kesehatan tak hanya gratis, tapi mudah diakses dan berkualitas.

“Masih banyak Sekolah-sekolah marginal (pinggiran, red) di Sleman yang harus diperbaiki, baik dari segi fasilitas maupun SDM guru-gurunya,” Ungkap Alumni Fakultas Teknik UII Yogyakarta ini.

Selain itu dibidang layanan kesehatan, kata dia, tidak boleh lagi menyusahkan warga kurang mampu, dengan  cukup menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Ke depan Danang Menginginkan saat berobat warga atau keluarga yang sakit tidak boleh tambah susah karena prosedur yang panjang.

“Saya dan bu Yuni Insya Allah akan berkomitmen untuk membangun Sleman yang lebih baik, lebih berbudaya, ora ngene-ngene wae (tidak begini-begini saja),” tegasnya disambut teriakan salam ibu jari dari ratusan warga yang hadir.

“Coblos Nomor 1 untuk Sleman lebih baik” teriak massa yang hadir.

Sebelumnya, bersama Calon Bupati, Yuni Setia Rahayu Danang juga menghadiri debat kandidat calon bupati di salah satu stasiun TV swasta di Yogyakarta. Selanjutnya Danang menyempatkan diri hadir di silaturahmi dan konsolidasi pemenangan Yuni-Danang Relawan Yuda Sembada dan warga Jetis, Sinduadi, Mlati Sleman, Sabtu ( 28/11/2015) malam. Relawan Yuda Sembada sendiri adalah relawan pemenangan Yuni-Danang yang diketuai Subandi Kusuma, SH. MH, Sekretaris Fraksi Partai Gerindra DPRD Sleman. 

Sekadar mengingatkan, Meski sebelumnya pasangan nomor 2 Sri Purnomo-Sri Muslimatun menggelar kampanye terbuka di satu titik konsentrasi massa, namun Pasangan Calon Bupati Yuni Satia Rahayu-Danang Wicaksana Sulistya memilih melakukan kampanye budaya di 17 kecamatan. Hal itu demi menghindari hal-hal yang bisa menganggu ketertiban masyarakat dan demi menjaga suasana damai dalam momentum Pilkada Sleman yang akan berlangsung 9 Desember 2015 mendatang. (kt1)

Redaktur: Rudi F

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com