YOGYAKARTA – Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang merupakan kejahatan ekstra ordinary yang terus merongrong keberlangsungan hidup bangsa Indonesia. Seluruh elemen bangsa berkewajiban untuk melawan korupsi, tak terkecuali Muhammadiyah, termasuk kader-kader perempuan di dalamnya.
“Jangan lagi ada stigma perempuan itu lemah, apalagi sampai mengatakan gerakan wanita Muhammadiyah tak perlu melawan korupsi, biar itu urusan kaum laki-laki saja. Melawan korupsi itu bukan soal perempuan atau laki-laki. Sesungguhnya perempuan juga penting untuk ikut serta,terjun dalam menanamkan jiwa jiwa anti korupsi. Karena sesungguhnya wanita itu kuat, jiwanya tangguh,” ujar Pengurus Wilayah NA Nasyiatul Asyiyah (NA) DIY Jirhas Rani, dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Selasa (19/04/2016).
Jirhas yang sekaligus sekjen Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) DIY mengatakan, kader muda Muhammadiyah, termasuk putri-putri NA sudah berani menyuarakan gerakan anti korupsi ke ranah publik. Sebagai salah satu bentuk kegiatan untuk memupuk semangat anti korupsi salah satunya dengan digelarnya Jagongan Anti Korupsi bersama generasi Muda Muhammadiyah di lantai dasar gedung Pimpinan Daerah Muhammadiyah(PDM) Kota Yogyakarta, Senin (18/04/2016) malam.
Dalam Jagong anti korupsi bertema ‘berani melawan korupsi, tradisi masyarakat masa kini’ tersebut, selain Jirhas, dihadirkan nara sumber dari komunitas Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK), Alimatul Qibtiyah. Dalam pemaparannya Qibtiyah banyak mengulas tentang perilaku korupsi dan sejarah korupsi di Indonesia. Menurutnya, korupsi merusak sendi-sendi bernegara, karena uang rakyat tidak bisa dikembalikan kepada rakyat untuk pembangunan.
“Terhambatnya pembangunan adalah salah satu akibat dari korupsi,” katanya di hadapan peserta dari berbagai organisasi diantaranya IMM AR.Fakhruddin, IMM Djazman Alkindi, IPM Kota Yogyakarta, Pengurus NA, Pengurus Muhaamadiyah Daerah Kota Yogyakarta, Pemuda Anti Korupsi, AMM, Kordinator Komisariat IMM UIN Sunan Kalijaga.
Ketua penyelenggara Arif Muhammad mengatakan, Jagongan Anti Korupsi bertujuan untuk memperkuat Satgas Anti Korupsi dan mengajak generasi muda, khususnya kaum perempuan untuk ikut serta dalam mengawal pemberantasan korupsi,
“Juga untuk memberikan wawasan mengenai tradisi yang baik dan buruk di indonesia terkait perilaku korupsi dari masa kemasa, serta memberikan motivasi keberanian melawan korupsi,” tandasnya.
Arif menambahkan, kegiatan diselenggrakan bersama – sama pengurus IMM AR. Fakhruddin ,IMM Djazman Alkindi, IPM Kota Yogyakarta , dan NA Kota Yogyakarta.
“Kegiatan satgas anti korupsi ini di naungi oleh LHKP (Lembaga Hikmah Kebijakan Publik) pimpinan daerah Muhammadiyah Kota Jogja,” kata mahasiswa FISIPOL UMY ini.
“Untuk kader muda muhammadiyah dan masyrakat kota Jogja diharapkan selalu sigap cepat dalam mengawal serta menyikapi bentuk-bentuk penyelewengan yang akan merugikan rakyat kecil dan negara Indonesia,” pungkasnya. (arif)
Redaktur: Rudi F