Antisipasi Kelangkaan Stok Darah PMI di Bulan Ramadhan, PDEI Gelar Donor darah

JAKARTA – Kebutuhan darah dan pelayanan darah tidak selalu seimbang, bahkan cenderung masih timpang. Setiap tahunnya tidak hanya di Jakarta tapi hampir di seluruh wilayah indonesia PMI menghadapi kelangkaan darah, terutama saat permintaan tinggi akibat bencana atau wabah penyakit, maupun menurunnya donor darah selama bulan puasa hingga libur lebaran.

Menurut Ketua  Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) Jakarta, Dr. Abd. Halik Malik MKM, Berdasarkan data PMI Pusat jumlah kebutuhan darah nasional sebanyak 4,8 juta kantong per tahun atau rata-rata per hari sebanyak 15.000 kantong. Sementara ini, tren jumlah donor darah setiap tahunnya masih selalu di bawah kebutuhan. Setiap tahunnya kebutuhan darah yang masuk ke PMI dari seluruh Indonesia hanya berkisar 2,5 juta kantung. 

“Di PMI DKI Jakarta saja, setiap hari darah yang terkumpul baru mencapai 1.200 kantung. Sementara kebutuhan darah setiap harinya juga demikian, paling sedikit sekitar 1.100 kantung. Bisa dibayangkan bila donor berkurang 50 hingga 70 persen pada saat bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri,” ujarnya dalam keterangan pers kepada jogjakartanews.com, Minggu (05/06/2016) .

Dikatakan Halik, berbagai pelayanan batuan hidup dasar dan prosedurnya bahkan kerap kali melibatkan tindakan transfusi. Oleh kerenanya kestabilan suplainya yang berkesinambungan menjadi hal yang sangat krusial. Menurutnya, stok darah ideal yang harus disediakan oleh PMI di setiap Negara yaitu minimal 2 hingga 2,5% dari jumlah penduduk.

“Jika penduduk DKI Jakarta berjumlah hampir 10 juta jiwa, maka darah yang harus tersedia kurang lebih 200 ribu kantung darah. Pada saat saat tertentu terjadi kekurangan stok darah di PMI dan perlu ada supply silang,” katanya. 

Menyadari hal tersebut, inisiatif masyarakat melalui organisasi dan komunitas perlu dimunculkan. Untuk mewujudkan safety community selain konsisten mengkampanyekan masyarakat yang sehat dan tanggap, PDEI mengajak berbagai pihak untuk turut serta memobilisasi potensi masyarakat untuk kemanusiaan, salah satunya adalah mobilisasi pendonor darah. 

“Mengingat pemenuhan kebutuhan darah mutlak hanya dimungkinkan dengan jalur donor sukarela, karena untuk tujuan komersial dalam kondisi apapun dilarang,” ujarnya.

Belum lama ini PDEI menggelar acara donor darah. Pada kesempatan kali ini dirangkaikan dengan berbagai kegiatan komunitas yang diorganisir oleh Run for Indonesia (RFI) yang berkolaborasi dengan berbagai komunitas lainnya, atas kesamaan misi kemanusiaan.

“Perlunya komunitas lari dan mereka yg rutin beraktifitas fisik di CFD ini diajak karena awareness mereka terhadap kesehatan dan olahraga sudah sangat baik. Gaya hidup mereka tidak hanya menjadi contoh, tapi mereka bisa ikut serta berkontribusi untuk kemanusiaan, misalnya dengan donor darah, kampanye hidup sehat, kesadaran untuk safety di jalan raya dan terampil untuk memberikan pertolongan pertama,” tukasnya.

Pelaksanaan kegiatan sengaja dipilih pada hari terakhir sebelum puasa. Sebab menurut Halik Saat bulan puasa, kita pahami bersama jumlah pendonor darah cenderung selalu menurun.

“Padahal donor darah tidak dilarang bahkan tetap baik untuk kesehatan meski di bulan puasa. Ini yang disampaikan kepada para peserta dan komunitas, termasuk manfaat dan kiat olahraga selama puasa. Harapannya timbul kesadaran untuk komunitas olah raga dan penggiat aktifitas fisik di sekitar CFD kedepannya akan rutin mendonorkan darahnya,” harapnya. (kt3/jkt)

Redaktur: Rudi F

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com