BANTUL – Salah satu titik terparah dampak siklon tropis di Kabupaten Bantul, yaitu di Dukuh Kedungmiri, Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, ternyata diproyeksikan sebagai salah satu kawasan Peradaban Baru Mataram.
Sebelum bencana banjir melanda, timdari Bhumi Atala Dwipa, komunitas seniman,budayawan dan professional telah bersinergi dengan masyarakat Kedungmiri sejak Maret 2017 untuk merancangkawasan yang merupakan perwujudan Renaisans Jogja,
“Kami dari Bhumi Atala Dwipa yang bergiat dalam kebudayaan dan ekonomi telah mendampingi masyarakat dalam sebuah visi untuk melahirkan kembali Peradaban Baru Mataram. Bhumi Atala Dwipa bersama dengan warga masyarakat, menggali, merancang, merencanakan, mencita citakan serta mewujudkan destinasi kawasan Wisata Alam yang futuristik dan holistik di Bumi Bantul Yogyakarta ini,” ungkap salah satu penggagas Bhumi Atala Dwipa, Supriyanto, SE, saat mendampingi Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas yang menyerahkan bantuan untuk korban bencana alam di Kedungmiri, Minggu (10/12/2017) sore.
Meski demikian, dikatakan Supriyanto, kejadian bencana ini tidak menyurutkan masyarakat untuk tetap semangat dengan niat dan tekad ‘gumregah’ bersatu, bergotong royong, bahu membahu untuk bangkit menata dan membangun kembali masyarakat Kedungmiri,
“Kita semua sangat optimis dengan adanya bencana ini pasti ada hikmah dan rencana Tuhan yang terindah buat masyarakat Kedungmiri,”kata Supriyanto yang didampingi arsitek, Alex Arjuna Purwantoro, yang juga bagian dari Tim Bhumi Atala Dwipa.
Supri menambahkan, Bhumi Atala Dwipa bersinergi dengan semua komponen masyarakat, termasuk IKAL Komisariat DIY, serta pemerintah Daerah di DIY.
“Bahkan kami meminta Ketua IKAL DIY,Bapak Sugiyanto Harjo Semangun sebagai Penasihat Kami, oleh karenanya kami mendampingi pengurus IKAL DIY untuk menyerahkan bantuan sebagai tanda kepedulian IKAL DIY kepada warga Kedungmiriyang tertimpamusibah ini,” pungkas Supriyanto (rd)
Redaktur: Ja’faruddin. AS