YOGYAKARTA – Pameran tunggal seni patung karya Yusman di Jogja Gallery, Alun-Alun Utara Yogyakarta yang dibuka hari ini, Rabu (20/12/2017) dan akan berlangsung hingga 10 Januari 2018 mendatang menuai decak kagum tokoh-tokoh nasional. Salah satu yang takjub dengan karya pematung peraih banyak rekor MURI tersebut adalah Sejarawan, Prof. Dr. Anhar Gonggong.
“Luar biasa Pak Yusman, pembuat patung-patung ini. Sangat persis aslinya, ekspresinya juga sangat berbicara. Jenderal Soedirman digambarkan pucat saat menghadap presiden Soekarno. Ini sungguh mengagetkan saya, suasananya seperti aslinya kala itu,” ungkap Anhar saat berkunjung di Jogja Gallery, Selasa (19/12/2017) malam didampingi Yusman, Ketua Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) Komisariat DIY, Sugiyanto Harjo Semangun dan Direktur Jogja Gallery, KRMT Indro Kimpling Suseno.
Menurut Prof. Anhar, patung karya Yusman dapat menceritakan sejarah perjalanan bangsa Indonesia dari masa perjuangan merebut kemerdekaan hingga saat ini. Diantara sekian banyak patung tokoh pahlawan yang dipamerkan, perhatian Prof Anhar sempat lama tertuju pada patung sosok Muhammad Hatta (Bung Hatta) yang ia idolakan,
“Bung Hatta ini sangat berjasa, selain Douwes Dekker, beliau adalah salah satu yang mengenalkan Indonesia ke dunia Internasional (pra kemerdekaan, red). Bung Hatta itu idola saya. Tapi semua patung karya beliau ini tidak ada yang tidak berkesan. Semuanya berkesan bagi saya,” tukas alumni UGM ini sampil mengarahkan pandangan ke Yusman.
Dikatakan Prof. Anhar, pameran bertajuk Restropektif 32 Tahun Yusman; Menandai Indonesia ini menjadi lebih istimewa karana serangkaian dengan bedah buku Soedirman: The Great Genuine General yang diselenggarakan IKAL DIY dan Korem 072/Pamungkas, untuk memperingati Hari Juang Kartika,
“Pameran patung karya Pak Yusman ini luar biasa, buku Jenderal Soedirman juga sangat bagus. Ini juga di selenggarakan di Jogja, kota bersejarah, dalam momentum peringatan hari bersejarah juga,” ujar Prof Anhar yang akan menjadi salah satu nara sumber dalam bedah Buku Soedirman: The Great Genuine General, di Museum Sasmitaloka, Panglima Besar (Pangsar) Jenderal Soedirman, Yogyakarta, Sore (20/12/2017) nanti.
Terkait isi buku karya karya (alm) Bugiakso dan Nining Tedjaningsih (Cucu Pangsar Jenderal Soedirman) yang akan dibedah, Prof Anhar menilai, buku tersebut layak dibaca oleh masyarakat Indonesia. Ia mengaku ada hal baru yang ditemukan di buku tersebut yang tidak ditemukan dalam buku tentang Jenderal Soedirman yang sudah banyak ditulis selama ini,
“Saya menemukan di buku itu, rahasia Jenderal Soedirman bisa bertahan dalam kondisi sakit bergerilya hingga ribuan kilometer jauhnya untuk memimpin pasukan berperang melawan penjajah. Ternyata kekuatan itu beliau dapatkan dengan memegang falsafah hidup yang beliau percayai. Sungguh luar biasa,” ungkap Prof. Dr. Anhar Gonggong yang sempat berfoto dengan Patung Garuda Pancasila empat dimesi, salah satu karya monumental Yusman. (rd)
Redaktur: Ja’faruddin. AS