YOGYAKARTA – Fakultas Teknik Universitas Janabadra (FT UJB) Yogyakarta siap berkontribusi dalam program prioritas Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X, yaitu Jogja Smart Province.
Wakil Dekan I FT UJB, Dr. Tania Edna Bhakty, ST.,MT mengatakan, FT UJB sudah memberlakukan penugasan untuk mahasiswa ke arah yang berhubungan dengan kegiatan Jogja Smart Province,
“Kita dosen-dosen sudah mulai membuat tugas-tugas akhir maupun kerja praktik mereka (mahasiswa) arahnya ke sana, Jogja Smart Province,” katanya di sela-sela kuliah umum pembukaan semester Genap tahun 2018 – 2019 bertemakan “Upaya Pemerintah DIY dalam Melibatkan Perguruan Tinggi, Mewujudkan Jogja Smart Province”, di auditorium KPH Poerwokoesoemo UJB, Senin (11/02/2019) siang.
Menurut Tania, beberapa akademisi dan dosen FT UJB selama ini juga sudah banyak melakukan penelitian dan kegiatan pengabdian masyarakat yang terkait dengan kegiatan Jogja Smart Province. Misalnya, kata dia, menciptakan aplikasi musik pada hand phone.
“Dalam membangun jaringan Sistem Informasi Akademik (SIA) di Fakultas Teknik ini, mahasiswa juga dilibatkan,” ungkapnya.
Dikatakan Tania, Jogja Smart Province memiliki keistimewaan tersendiri karena tetap menonjolkan kearifan lokal, berbeda dengan smart city lain. Ia berharap, setelah berjalan, Jogja Smart Province bisa dipraktikkan di daerah lain,
“Provinsi lain juga mestinya punya kearifan lokal. Jadi kita belajar dari Jogja yang khusus ini,” ujarnya.
Dijelaskan Tania, Kuliah Umum dengan pembicara Seksi Aplikasi Layanan Publik Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY Dr. Sayuri Egaravanda, S.Kom., M.Eng, juga sebagai upaya mengoptimalkan peran mahasiswa FT UJB untuk membuka pandangan tentang Jogja Smart Province. Dengan kuliah umum tersebut diharapkan ke depan mahasiswa bisa memberikan kontribusi nyata dalam program Jogja Smart Province,
“Jogja Smart Province terutama kan untuk (Teknik) Informatika, tapi (Teknik) sipil pun juga bisa ikut di situ, karena terkait dengan infrastruktur. Kalau (Teknik) Mesin lebih ke tools (Alat) nya bisa ikut ambil bagian dalam kegiatan jogja smart province. Jadi saya rasa tema ini cocok untuk tiga jurusan. Nanti output dari kuliah umum ini selain tugas akhir mahasiswa, dosen juga akan melakukan penelitian terkait Joga Smart Province,” tutupnya.
Sementara itu, Sayuri Egaravanda mengatakan Jogja Smart Province adalah pendekatan kreatif dan inovatif bagaimana menyelesaikan isu-isu strategis Pemda DIY untuk tahun 2017-2022 dengan pemanfaatan teknologi informasi. Menurutnya, Jogja Smart Province punya lima pemangku kepentingan, yaitu Pemerintah, Akademik, Komunitas, Media, dan Pelaku Bisnis,
“Dari lima itu pada hari ini saya membawa misi bagaimana kita ingin memperlihatkan peluang-peluang kontribusi yang bisa kita kolaborasikan dengan akademik. Kalau Pergururuan Tinggi pasti arahnya pada penelitian, kemudian kepada penyediaan SDM, kemudian untuk standarisasi produk, kemudian misalnya untuk Edukasi dan Sosial Budaya,” katanya dalam kuliah umum yang diikuti ratusan mahasiswa dari FT UJB.
Sari, sapaan Sayuri Egaravanda, mengungkapkan Pemda DIY membuka kesempatan kepada semua Perguruan Tinggi di Yogyakarta, termasuk UJB untuk berkolaborasi dalam Jogja Smart Province. Oleh karenanya ia mengaku senang jika mahasiswa FT UJB punya ide dan kreatifitas sebagai solusi masalah-masalah Pemda DIY,
“Jadi sebenarnya intinya apa yang kita lakukan di Jogja Smart Province itu adalah dasarnya masalah. Masalah yang harus kita selesaikan dan bagaimana teknologi bisa membantu. Misalnya ada yang suka nulis, silakan tulis blog. Ada yang sukanya coding misalnya, bikin aplikasi yang bermanfaat untuk masyarakat, kami fasilitasi kolaborasi seperti itu,” kata Sari.
Sebelumnya, saat membuka Kuliah Umum, Rektor UJB Dr. Ir. Edy Sriyono, M.T. mengatakan peran perguruan tinggi sangat penting untuk mewujudkan program Jogja Smart Province,
“Tentu saja dalam mengimplementasikannya Perguruan Tinggi harus mempertimbangkan juga bahwa Jogja kota budaya, kota pelajar dan juga kota pariwisata.Untuk mewujudkan Jogja Smart Province tentu memerlukan biaya investasi yang besar guna menyediakan infrastruktur, kesiapan Pemda DIY termasuk Pemkot dan Pemkabnya, hingga masyarakat sendiri yang harus mampu memanfaatkan teknologi digital secara maksimal,” tuturnya. (rd)
Redaktur: Ja’faruddin. AS