SLEMAN – Sedikitnya 50 lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) baik PAUD Formal maupun Non Formal di Kecamatan Kalasan mengikuti workshop “Peningkatan Kapasitas Forum PAUD dalam Inovasi Pengelolaan Lembaga PAUD di Kecamatan Kalasan” Sabtu (14/09/2019), di Aula Kantor Kecamatan Kalasan.
Ketua Forum PAUD Kecamatan Kalasan, Nani Sukaryani,S.Pd.I menuturkan, kegiatan diselenggarakan guna meningkatkan kapasitas Forum Paud dalam berinovasi, khususnya di Kecamatan Kalasan. Menurutnya, kegiatan didukung oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, sebagai salah satu bentuk kegiatan sosialisasi dan pengembangan PAUD di Kabupaten Sleman.
Kegiatan ‘Turun ke Bawah’ (Turba) yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali oleh Forum PAUD Kabupaten Sleman ini, adalah kegiatan yang kedua,
“Ini merupakan kegiatan peningkatan kapasitas Forum PAUD yang dikemas dalam Turba, silaturahmi Forum PAUD Kabupaten Sleman dalam upaya pembinaan organisasi di tingkat kecamatan, untuk mengetahui bagamana sih lembaga yang ada di Kecamatan Kalasan itu bisa maju dan bisa bersama sama mencerdaskan kehidupan bangsa. Kegiatan kami juga mendapat support dari Kecamatan Kalasan,” tuturnya.
Dikatakan Nani, Forum PAUD Kecamatan Kalasan baru menargetkan kegiatan Turba dilaksanakan satu tahun sekali secara bertahap sesuai kebutuhan,
“Apabila diperlukan pembinaan dengan materi yang dibutuhkan di kecamatan akan diajukan ke Forum PAUD yang di Kabupaten untuk kemudian menyediakan narasumber. Kalau sekarang ke inovasi, mungkin tahun yang akan datang ke penguatannya. Harapannya, dengan pembinaan yang dilakukan membawa manfaat bagi Forum PAUD Kecamatan Kalasan” harap Nani.
Workshop kali ini menghadirkan pembicara , Dra. Ninik Suparwanti, S.Ak, yang menjabat sebagai Pengurus Forum PAUD Kabupaten Sleman sekaligus Ketua Forum PAUD Kecamatan Ngaglik. Dalam kesempatan tersebut Ninik mengatakan lembaga PAUD harus kembali berfokus pada kebutuhan SDM di abad 21 atau disebut juga era disrupsi.
Ninik menekankan bahwa lembaga PAUD harus berkreatifitas. Ia mencontohkan dalam pelaksanaan pendidikan karakter. Misalnya bagaimana agar siswa menghargai teman misalnya, setiap minggu yang berbuat baik mendapatkan penghargaan lalu awal tahun membuat kesepakatan kelas yang tidak top down tapi dengan keterlibatan anak-anak,
“Jadi kita kembalikan untuk penguatan karakternya melalui pembiasaan-pembiasaan sayang teman. Sehingga benar-benar kita di PAUD itu pembentukan karakter, bukan lagi kognitif, sehingga adanya kreatifitas, critical thinking, kolaborasi dan sebagainya ini dirasa perlu,” terangnya.
Ia menekankan, kepala lembaga PAUD juga harus ada passion atau greget bahwa mendirikan PAUD itu untuk membuat anak Indonesia menjadi maju,
“Kalau tidak punya goal atau motivasi pribadi itu agak susah, jadi saya bangkitkan untuk coba review, evaluasi lagi. Kita harus tetap semangat karena kita masih banyak yang harus diperbaiki. Kurtulas (Kurikulum 2013) itu bagus banget, itu sudah terobosan pemerintah, tetapi bagaimana cara menjalankan Kurtilas dengan benar dan menyenangkan untuk anak-anak. Nah itu yang perlu banyak diklat diklat dan sebagainya,” imbuh pengelola KB dan TK Taman Bahagia Ngaglik ini.
Ninik mengaku aktif di Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), yang bekerjasama dengan Monash University di Australia. Setiap tahun ada guru Australia yang sharing ilmunya ke Indonesia, sehingga itu sangat membantu lembaganya dalam melaksanakan Kurtilas. Misalnya, bagaimana membuat pembelajaran inovatif untuk bisa kolaborasi atau membuat project base, yang ini baru tataran konsep dalam Kurtilas.
Inovasi selanjutnya, membuat paguyuban per kelas atau kelompok yang bertanggung jawab terhadap kelas, dimana orangtua dilibatkan, misalnya dalam menghias kelas masing masing. Kemudian, menggalakkan Gerakan Nasional Orangtua Membacakan Buku (GERNAS BAKU), sehingga membaca buku bukan hanya simbol tapi benar-benar dipraktikkan di sekolah.
Ninik berharap ke depan ada perubahan mindset guru, sehingga ketika membuat suatu pembelajaran tidak sekadar membuat lalu selesai. Pembelajaran yang terlalu kognitif dengan guru yang terlalu banyak berbicara juga dinilainya tidak lagi efektif, sebaiknya guru berbicara 20% dan 80% nya adalah anak. Selain itu, guru harus melibatkan anak anak,
“Mindset itu yang harus lebih dulu berubah dari guru-guru bahwa kita (guru) adalah sebagai fasilitator dan fokusnya adalah anak. Kita sudah di abad 21, jadi jangan mindset gurunya masih di abad 20, nanti enggak nyambung. Acara seperti ini harus lebih sering, karena Forum PAUD itu lebih besar jangkauannya, yang cakupannya tidak hanya sebatas pendidik, bergerak lebih leluasa, karena menjangkau lembaga manajemen dan SDM nya,” harap Ninik
Salah satu peserta workshop, Kepala Lembaga KB ABA Gendingan, Yuanita Anton Sophe mengaku mendapatkan banyak pengetahuan baru dalam workshop untuk menjadi bekal dalam meningkatkan kualitas lembaganya,
“Yang menarik bagi saya, pemerintah sepertinya atensinya tinggi terhadap guru-guru PAUD, sehingga diharapkan akan ada pembiayaan untuk PAUD melalui Kepala Desa. Selanjutnya guru PAUD juga diberikan wawasan tentang bagaimana Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), pojok baca, dan program kerjasama orangtua dengan sekolah. Kedepannya kami harap apa yang sudah direncanakan pemerintah melalui Forum PAUD ini dapat direalisasikan dengan baik,” katanya.
“Saya sangat berharap dalam hal alokasi dana pemerintah untuk pembiayaan lembaga bisa dialokasikan untuk menambah gaji guru yang masihakan minim, lalu pengembangan cara pendidikan di lembaga masing-masing dengan inovasi Gerakan Sekolah Menyenangkan, pojok baca, dan kerjasama orangtua dan sekolah. Harapannya acara workshop dari Forum PAUD bisa dilaksanakan secara continue dan bisa diikuti semua PAUD di Kalasan” pintanya.
Hal senada dikatakan Perwakilan pendidik dari SPS An Nurumi, Fitria Kurnia Rachmawati, S.KM. Menurutnya kegiatan workshop yang diadakan Forum PAUD sangat bermanfaat dan penting untuk diikuti guru atau pendidik PAUD, khususnya di Kalasan.
Acara ini dihadiri oleh Kasi Kesmas Kecamatan Kalasan, Subiyantoro,S.Pd, mewakili Camat Kalasan sekaligus yang membuka acara.
Dalam sambutannya Subiyantoro mengatakan, pemerintah Kecamatan Kalasan sangat mengapresiasi pengelola dan pendidik PAUD di Kecamatan Kalasan. Menurutnya dalam memajukan PAUD, perlu adanya sinergitas antara pemerintah dengan masyarakat dan lembaga PAUD di Kecamatan Kalasan,
“Karena dengan sinergitas tersebut pendidikan akan berjalan dan menjadikan generasi bangsa kita menjadi generasi yang betul-betul memiliki karakter yang baik. PAUD diharapkan dapat memberi bekal yang bagus untuk modal anak itu bisa memiliki pendidikan karakter. Kami mengapresiasi kegiatan workshop Forum PAUD ini,” katanya.
Turut hadir dalam acara perwakilan Kepala UPT Yandik Kecamatan Kalasan, Pengawas TK/SD, Penilik PAUD, PCA Aisyiyah, Muslimat NU, dan undangan dari berbagai lembaga birokrasi serta bunda – bunda PAUD dari seluruh dusun di Kecamatan Kalasan. (rd2)
Redaktur: Fefin Dwi Setyawati