YOGYAKARTA – Fakultas Peternakan UGM mengembangkan suplemen pakan ramah lingkungan yang mampu menurunkan produksi gas metan yang dihasilkan ternak ruminansia seperti sapi, kambing, dan domba.
Pengembang suplemen pakan ramah lingkungan, Prof. Dr. Ir. Lies Mira Yusiaiti, SU. IPU, mengatakan bahwa gas metan menjadi salah satu penyebab pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim, kekeringan, dan kebakaran hutan. Produksi gas metan yang terlalu tinggi juga berdampak pada penurunan produktivitas ternak.
Oleh sebab itu dia mengembangkan sebuah teknologi tepat guna yang dapat mengatasi persoalan tersebut. Melalui suplemen pakan ramah lingkungan yang dinamai PRO-NIN BLOCK tidak hanya mampu menurunkan produksi gas metan pada ternak, tetapi dapat meningkatkan produktivitas pada ternak ruminansia.
“Teknologi tepat guna tersebut diharapkan dapat diterapkan oleh kelompok-kelompok ternak,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Kamis (03/10/2019).
Pengembangan PRO-NIN BLOCK dilakukan melalui program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Kemenristekdikti. Suplemen tersebut mengandung tanin yang merupakan zat aktif dari tanaman untuk menghambat produksi metan pada ternak ruminansia, seperti daun jati (Tectona grandis), kaliandra (Calliandra calothyrsus), dan mahoni (Swietenia mahagoni). Tanaman tersebut diolah supaya mudah digunakan dan diberikan pada ternak.
Lies mengungkapkan bahwa tingkat pengetahuan dan serapan teknologi yang rendah menyebabkan peternakan belum dikelola dengan baik. Kebanyakan peternakan di Indonesia masih dijalankan secara tradisional.
“Senyawa polutan yang dihasilkan ternak tidak dikelola dengan baik sehingga mencemari lingkungan,” tuturnya.
Pengembangan teknologi PRO-NIN BLOCK salah satunya dilakukan di Kelompok Ternak Pemuda Ayo Angon, Dusun Buyutan, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Gunung Kidul. Para peternak muda diajak untuk sadar bagaimana menjalankan peternakan ramah lingkungan sehingga tidak merugikan, tetapi justru memberikan keuntungan bagi petenak.
Koordinator Kelompok Trenak Pemuda Ayo Angon, Doni, mengaku senang dengan adanya pendampingan yang dilakukan oleh Fakultas Peternakan UGM. Hal tersebut dapat menambah wawasan terkait manajemen peternakan yang baik, terutama penurunan metan. Dengan begitu peternakan tidak merugikan bagi ternak dan lingkungan. (pr/kt1)
Redaktur: Faisal