Oleh : Naila Aulia*
Siapa yang tidak mengenal penyakit sroke? Salah satu penyebab kematian utama di sebagian besar rumah sakit terbesar di Indonesia. Sekalipun tidak meninggal, penderita terancam mengalami cacat bahkan lumpuh. Stroke merupakan kondisi terganggunya pasokan darah ke otak akibat penyumbatan ( Iskemik ) atau pecahnya pembuluh darah ( hemorganik ).
Banyak yang beranggapan stroke hanya bisa menyerang orang-orang yang sudah lanjut usia. Namun, faktanya dewasa ini penderita stroke juga banyak berasal dari kalangan muda. Menurut sebuah penelitian oleh Public Health Foundation of India, stroke bisa menyerang siapa saja bahkan dengan usia yang terbilang masih muda. Penelitian ini terbukti dengan meningkatnya angka kematian akibat stroke dari kalangan dewasa berusia 40 tahun ke bawah. Stroke yang terjadi pada usia muda lebih sering terjadi pada laki-laki. Karena pada usia ini wanita lebih banyak memproduksi hormon Esterogen alami, yang mampu menjaga stabilitas dinding pembuluh darah.
Mengapa hal ini bisa terjadi ? Gaya hidup, stress dan faktor makanan, menjadi momok penting penyebab munculnya penyakit ini. Sayangnya gejala stroke bagi penderita di usia muda lebih sulit terdeteksi sehingga sering kali diabaikan. Akhirnya diagnosis terlambat sehingga cacat yang di alami oleh penderita lebih parah.
Tuntutan hidup makin hari-makin tingi, segala jenis pekerjaan ditempuh guna meraih pundi kekayaan entah hanya untuk menaikkan pamor sosial atau memang kebutuhan. Bahkan sekedar untuk menerapkan pola makanan sehat pun enggan, banyak yang lebih memilih junk food daripada sayuran dengan alasan agar lebih praktis. Namun, tanpa di sadari kebiasaan kecil itu lah yang lambat laun mengundang penyakit stroke.
Walaupun stroke merupakan salah satu penyakit yang berpotensi menyebabkan kematian, penyakit ini sebenarnya dapat dicegah. “Banyak penelitian menunjukkan stroke dapat dicegah. Kita tahu jika anda kelebihan berta badan, terlalu banyak minum alcohol, merokok, tidak berolahraga dan memiliki polamakan yang tidak sehat, risikonya b meningkat, jadi penting untuk mengatasi masalah tersebut,” kata Director of External Affairs di Asosiasi Stroke Dominic Brand.
Langkah pertama untuk mencegah stroke ialah dengan menerapkan pola hidup sehat. Hindari mengonsumsi makanan asin dan berlemak, karena bisa memicu naiknya kolestrol. Kolestrol sendiri mampu meningkatkan resiko tersumbatnya pembuluh darah ke otak, sehingga memperbesar kemungkinan terserang stroke. Jika anda penggemar makanan berlemak, maka lebih baik konsumsi makanan dengan lemak tidak jenuh.
Perbanyak mengonsumsi makanan yang mengandung protein, vitamin dan serat. Imbangi dengan olahraga secara teratur, guna membanti system peredaran darah bekerja lebih efisien. Tidak harus lama, yang terpenting rutin dan berkala. Cobalah untuk mengurangi kebiasaan merokok. Selain meningkatkan risiko kanker paru-paru, merokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah menggumpal.
Selanjutnya, periksakan tekanan darah anda secara rutin. Hal ini ditujukan untuk memantau tekanan darah secara berkala, agar jika di dapati hipertensi bisa langsung mendapatkan penanganan khusus. Karena tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyebab utama stroke. Waspadai jika detak jantung anda tidak teratur, hal ini sering ditandai dengan seringnya kelelahan dan merasa sesak di dada bagian kiri. Detak jantung yang tidak normal merupakan pertanda tidak lancarnya system pembuluh darah ke jantung. Yang mana jika dibiarkan terus menerus dapat memperbesar resiko terkena stroke. Jika anda sudah mulai mengalami gejala seperti ini bisa diatasi dengan olahraga yang teratur.
Namun, jika sudah terlanjur terserang stroke hendaknya keluarga, sebagai pihak yang terdekat dengan pasiean selalu ada di sampingnya dan mensupportnya. Karena sebenarnya stroke sendiri bisa di sembuhkan. Keluarga juga hendaknya tidak terlalu memanjakan pasien , karena sering kali pasien stroke memanjakan dirinya dengan membatasi gerak tubuh, padahal penyakit ini justru harus dilawan dengan memperbanyak gerak sehingga proses penyembuhannya akan semakin cepat. Di samping itu, dukungan keluarga dan tim medis, serta motivasi dari diri pasien juga sangat menentukan keberhasilan dan lama atau tidaknya pengobatan stroke. (*)
*Penulis adalah Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang