SLEMAN – Uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah mulai dilaksanakan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Kepolisian Daerah (Polda) DIY akan memberikan edukasi dan pendampingan kepada sekolah-sekolah terkait penerapan protokol kesehatan (Prokes), melalui program ‘Rumah Sakit Bhayangkara Back to School’.
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY, dr. Theresia Lindawati, SP.f menuturkan, RS Bhayangkara Polda DIY berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik untuk masyarakat. Di masa pandemi Covid-19 ini, RS Bhayangkara turut mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk mematuhi prokes, salah satunya dengan program inovasi layanan ‘Rumah Sakit Bhayangkara Back to School’,
“Selain di RT – RW dan komunitas-komunitas masyarakat, di sekolah kita juga ada programnya. Namanya Inovasi Rumah Sakit Bhayangkara Back to School,” tuturnya Selasa (18/05/2021).
Menurut Theresia, sebelum dilakukan uji coba pembelajaran tatap muka, sekolah-sekolah, termasuk di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sudah harus memiliki pemahaman penerapan protokol kesehatan yang benar. RS Bhayangkara Polda DIY telah melaksanakan program ‘Rumah Sakit Bhayangkara Back to School’ salah satunya di TK Kemala Bhayangkari Kalasan yang bertetangga dengan RS Bhayangkara Polda DIY. Ia berharap nantinya lembaga-lembaga PAUD lainnya di wilayah Kapanewon Kalasan juga bisa bersinergi dalam program Rumah Sakit Bhayangkara Back to School,
“Kami ingin mensinergikan program Rumah Sakit Bhayangkara Back to School apabila ketua Gugus PAUD IV Kalasan ini setuju. Nanti kami akan mengadakan penyuluhan secara daring dengan guru dan walimurid atau orangtua siswa untuk menerangkan protokol kesehatan yang benar. Setelahnya baru kemudian rencananya akan diprogramkan juga untuk anak-anak,” ungkapnya.
Theresia menjelaskan, Lembaga PAUD menjadi sasaran penting dalam program Rumah Sakit Bhayangkara Back to School karena anak-anak PAUD lebih susah untuk menjaga Prokes. Jadi, menurut Theresia, nantinya eduksi Prokes dimulai dari guru dan orangtuanya terlebih dahulu.
“Edukasi yang kita berikan memahamkan dulu bagaimana penularan Covid -19. Misalnya makanpun harus ada caranya bagaimana, menunjang protokol kesehatannya betul, apalagi anak-anak termasuk usia rentan. Jadi perlu adanya edukasi mulai dari guru-guru, kemudian ke keluarga, baru ke anak-anak dengan bahasa yang menyesuaikan bahasa anak-anak tentunya,” kata Theresia menerangkan.
Selain itu, RS Bhayangkara Polda DIY juga siap melakukan pendampingan dalam penerapan Prokes, jika pemerintah sudah memperbolehkan lembaga PAUD untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka,
“Kami mempunyai para pakar kesehatan dan dokter anak yang kompeten. Ketika memang nantinya pemerintah sudah menyarankan untuk pembelajaran tatap muka di sekolah, otomatis akan ada screening-screening yang dilakukan secara rutin, baik untuk guru PAUD untuk anak-anak dan orangtua. Itu supaya jangan sampai anak-anak PAUD tertular atau terkena virus Covid-19 ini. Lembaga PAUD di Gugus PAUD IV Kalasan ini sangat bisa bersinergi dengan kami, tidak hanya TK Kemala Bhayangkari saja,” ujarnya.
Dikatakan Theresia, metode penanaman karakter tentang menjaga kesehatan kepada anak, saat ini efektif dari orang tua. Selain perlunya pemahaman penularan Covid-19, juga perlu pemahaman gejala berikut penanganan yang cepat dan tepat,
“Guru dan orang tua tidak boleh menggampangkan atau menyepelekan apapun gejalanya ketika nanti bertatap muka dengan anak. Misal pilek kemudian lemas dan lesu ini mungkin harus ditindaklanjuti di periksa kesehatannya,” imbuh Theresia.
Theresia berharap dengan program RS Bhayangkara Back to School dapat mengantisipasi adanya cluster baru di sekolah pada saat uji coba pembelajaran tatap muka. (rd2)
Redaktur: Fefin Dwi Setyawati