YOGYAKARTA – Pada masa pandemi Covid-19, orang tua dihadapkan pada permasalahan dalam mendampingi anak saat melakukan pembelajaran dari rumah. Oleh karenanya, orang tua harus memiliki kesadaran bahwa mereka mau tidak mau harus menjadi guru bagi anak-anaknya.
“Meskipun dalam prakteknya banyak sekali orang tua menyampaikan keluhan tidak mampu mengikuti pelajaran anaknya, ini yang seringkali membuat orang tua mengalami stres,” kata Dekan Fakultas Psikologi UP45, FX Wahyu Widiantoro,SPSi,MA , dalam keterangan pers, Jumat (28/05/2021).
Menurut Wahyu, kebanyakan orang tua di samping mengeluhkan tidak dapat mengikuti pelajaran anak mereka, juga merasa kesulitan dalam mendampingi anak lantaran aktivitas bekerja dan lainnya. Permasalahan ini, kata Wahyu, tidak hanya dialami oleh orang tua yang memiliki anak di jenjang PAUD saja melainkan juga SD, SMP, SMA,
“Di semua level pendidikan, masyarakat mengalami kesulitan hal sama dalam mendampingi anak belajar, apalagi bagi mereka orang tua yang bekerja. Mungkin bagi ibu rumah tangga mereka memiliki waktu dan kesempatan, tetapi bagi mereka yang bekerja tentunya ini menjadi sebuah kesulitan,” ujarnya.
Wahyu menambahkan saat ini kurikulum tidak menghubungkan antara materi yang ada di dalam pelajaran dengan kenyataan yang ada, dan ini menjadi keluhan bagi orang tua.
Menurutnya, saat orang tua mengalami permasalahan stres di masa pademi ini tentunya memunculkan rasa tidak nyaman, oleh karena itu orang tua memerlukan dukungan psikologi awal (DPA). Hal ini dapat membantu mencegah dampak yang lebih buruk dan memberikan peluang bagi orang tua untuk mengembangkan kemampuan menghadapi situasi sulit.
“Oleh karena itu DPA bagi orang tua juga penting, ketika mengalami permasalahan orang tua merasa stres saat mendampingi anak belajar dari rumah hal ini bukan saja dialami satu orang tua bahkan banyak orang tua mengalami hal sama, perlunya konsultasi dengan pendidik, ikut dalam forum komunikasi orang tua (parenting class online), bisa menjadi wadah sharing untuk berbagi sharing pengalaman beradaptasi cepat terhadap hal ini,”
Ketika merasa stres dalam mendampingi anak belajar di rumah, Wahyu menyarankan agar sebaiknya, orang tua menarik diri sejenak melakukan evaluasi diri, mencoba untuk cek kondisi diri,
“Sebagai indikator termudah misalnya coba kita jawab ada 20 point yang perlu Anda jawab, sebagai upaya deteksi apakah Anda mengalami permasalahan atau tidak, misalnya ketika ada pertanyaan apakah Anda sering menderita sakit kepala, apakah Anda tidak nafsu makan, apakah Anda sulit tidur, apakah Anda mudah takut, merasa tegang, kuatir, merasa tidak bahagia, ketika dari pertanyaan tersebut Anda mengalami permasalahan Anda perlu cek kondisi Anda. Yang kedua perlunya kita bahas kondisi kita dengan keluarga, diskusi dengan pasangan, dengan anak-anak adalah cara yang kedua yang bisa dilakukan,” terangnya.
Saat melakukan pendampingan belajar, orang tua sebaiknya melakukan pengasuhan secara komunikatif demokratis, melibatkan seluruh anggota keluarga berkomunikasi dengan anak, suami atau istri, atau anggota keluarga,
“Manfaat ketrampilan DPA ini antara lain memiliki kemampuan dan cara untuk mengelola situasi sulit, membantu mendampingi anak saat mengalami kesulitan menjadi bagian dari solusi di keluarga dengan mengembangkan kemampuan empati,” pungkasnya.
Sekadar informasi, sebelumnya Wahyu menyampaikan hal senada dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat UP 45 dengan memberikan penyuluhan melalui talk show di Radio Sonora FM. 97,4 FM pada Selasa (25/05/ 2021). Talk show mengangkat topik “Program KIHAJAR 2021 (Kita Harus belajar) dan Kesadaran Orang Tua untuk menjadi Guru bagi Anaknya”, Selain Wahyu, talk show juga menghadirkan Rr. Putri Ana Nurani,SS,MM aktivis dan pemerhati dunia anak yang sekaligus Direktur KUI UP 45. Penyuluhan siaran radio secara rutin di acara talk show yang berlangsung setiap hari Selasa. (rd2)
Redaktur: Fefin Dwi Setyawati