SLEMAN – Terbentuknya Kelompok Kerja Ibu Pendidikan Anak Usia Dini (Pokja Ibu PAUD) akan menjadi suntikan energi baru untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dan berkualitas sejak usia anak-anak di Kabupaten Sleman.
Ketua Forum Pengembangan Anak Usia Dini (Forum PAUD) Kabupaten Sleman, Haryanti M.Pd, menuturkan, Pokja yang terbentuk nantinya akan membantu pelaksanaan program Ibu PAUD Kabupaten yang sekaligus Bupati Sleman, Hj. Kustini Sri Purnomo,
“Pokja dibentuk dengan tujuan mendukung pelaksanaan peran dan tugas Ibu PAUD dalam menggerakkan layanan PAUD berkualitas. Pokja Ibu PAUD ini berperan sebagai penggerak masyarakat, yaitu untuk menggugah kesadaran dan menggerakkan masyarakat untuk terus mendukung perkembangan PAUD di Kabupaten Sleman,” tuturnya, Kamis (04/11/2021).
Haryanti menjelaskan, Pokja Ibu PAUD tidak hanya di lingkup kabupaten, tetapi juga ada di tingkat kapanewon dan kalurahan. Menurutnya, sebagaimana anggota Pokja Ibu PAUD Kabupaten, anggota Pokja Ibu PAUD di Kapanewon dan Kalurahan adalah stakeholder dari berbagai unsur masyarakat,
“Kapanwon dan kalurahan bisa menggandeng seluruh elemen untuk menjadi bagian dari Pokja Ibu PAUD, yaitu dari instansi pemerintah, organisasi mitra PAUD seperti Forum PAUD, Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI), Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-Kanak Indonesia (GOP TKI), dan Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI). Kemudian, praktisi PAUD, akademisi, tokoh masyarakat, pengusaha, dan sebagainya,” kata Haryanti menjelaskan.
Haryanti memaparkan, ada tujuh Indikator keberhasilan Bunda PAUD. Yaitu, adanya peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD, meningkatnya jumlah desa yang memproleh layanan PAUD, adanya dukungan dana baik dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan sumber lain, adanya kerjasama dengan berbagai pihak, tumbuhnya kesadaran masyarakat dalam mendukung gerakan PAUD berkualitas, meningkatnya pengetahuan layanan holistik integratif dan terwujudnya lingkungan ramah anak,
“Ibu atau Bunda PAUD di Kapanewon dan Kalurahan perlu melakukan tindak lanjut dengan segera mengumpulkan elemen-eleman yang akan menjadi pengurus Pokja Ibu PAUD. Kemudian menyusun program kerja Pokja Ibu PAUD yang tentunya disesuaikan dengan indikator keberhasilan program Bunda PAUD,” katanya.
Lebih lanjut Haryanti menjelaskan, langkah awal yang bisa dilakukan Pokja Ibu PAUD Kapanewon dan Kalurahan bisa dengan menyebarkan angket kepada lembaga PAUD atau masyarakat tentang apa saja permasalahan-permasalahan yang dihadapi, terutama dalam pengelolaan PAUD. Selain itu, kata dia, bisa juga dengan meminta masukan-masukan, ide-ide apa yang bisa dilakukan oleh Ibu PAUD sehingga memudahkan penjaringan data,
“Angket dapat diberikan melalui google form, sehingga akan semakin banyak responden yang terlibat, terlebih saat ini masih di masa pandemi. Dari masukan-masukan dalam angket tersebut, bisa dijadikan bahan untuk menyusun program kerja Pokja Ibu PAUD. Tentunya program dibuat skala prioritas jika masukan yang diberikan sangat banyak. Dengan adanya pengisian angket ini, program diharapkan akan tepat sasaran, karena memang benar-benar berawal dari kebutuhan masyarakat,” imbuh Haryanti.
Haryanti optimis dengan dibentuknya Pokja, program kerja Ibu PAUD bisa terealisasikan, karena ada tim yang fokus melaksanakannya,
“Selama ini Bunda PAUD atau Ibu PAUD dalam pelaksanaan programnya masih berjalan sendiri dengan dibantu beberapa pihak tanpa adanya ikatan organisasi, maka dengan adanya Pokja Ibu PAUD yang lebih terorganisir ini, ke depan akan semakin tertata, baik itu administrasinya maupun pelaksanaan programnya,” ujarnya.
Sebelumnya, Haryanti telah menyampaikan terkait program-program Ibu PAUD Kabupaten Sleman dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Bunda PAUD se-Kabupaten Sleman yang diselenggarakan Forum PAUD Kabupaten Sleman. Kegiatan berlangsung selama dua hari dengan dua angkatan pada Senin (01/11/2021) dan Selasa (02/11/2021) di Ruang Rapat Lantai 3 dan Ruang Sembada Lantai 1 Setda Kabupaten Sleman.
Peserta yang merupakan Bunda PAUD dari Kapanewon maupun Kalurahan se-Kabupaten maupun perwakilannya sangat antusias mengikuti kegiatan,
“Delapan puluh lima persen peserta yang hadir dari keseluruhan undangan, semua kapanewon terwakili. Saya terharu, bangga dan optimis. Terharu karena, walaupun cuaca hujan peserta tetap datang selama dua hari tiap angkatan. Bangga, memiliki ibu-ibu PAUD yang peduli, semangat dan siap bergerak. Optimis Melihat semangat dari peserta, terlihat dari suasana komunikasi dan diskusi-diskusi dua arah yang aktif. saya optimis kiprah Bunda PAUD ke depan akan lebih baik, karena sudah didukung adanya Pokja Ibu PAUD,” ucapnya.
Perlu Inovasi untuk Mewujudkan PAUD Berkulitas
Dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Bunda PAUD se-Kabupaten Sleman, menghadirkan narasumber dari para pakar dan praktisi PAUD, diantaranya Septiyati Purwandari M.Pd, akademisi dan praktisi PAUD Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) sekaligus wakil ketua Forum PAUD Kabupaten Sleman.
Dalam materinya, Septi mengangkat strategi peningkatan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan inovasi program Ibu PAUD untuk mewujudkan PAUD berkualitas.
Septi mengajak peserta untuk lebih peduli dengan perkembangan dan kemajuan PAUD di wilayahnya. Ia menekankan Ibu atau Bunda PAUD di Kapanewon maupun Kalurahan memiliki tanggung jawab moral terhadap kondisi PAUD yang ada disekitarnya,
“Maka langkah riil-nya adalah mereka harus membentuk suatu kelompok yang terdiri dari variasi profesi, baik di situ ada dokter, ya di rengkuh. Ada guru, ada pengusaha, pengurus keagamaan yang disitu punya concern dengan dunia PAUD, juga dirangkul, kemudian segera dibentuk Pokja PAUD,” katanya.
Menurut Septi, melalui Bunda PAUD Kapanewon dan Kalurahan, Pokja yang nantinya dibentuk akan diarahkan salah satunya melakukan pendataan seberapa keterjangkauan anak-anak yang mengakses pendidikan di lembaga PAUD dan menentukan angka partisipasi kasarnya. Selanjutnya, dari sisi pendidik juga perlu identifikasi permasalahan, sehingga bisa melihat kualifikasi dan kompetensinya,
“Kemudian identifikasi peserta didiknya. Berbagai identifikasi itu sebagai salah satu rangkaian kegiatan. Kalau itu sudah selesai dan terbentuk suatu komunitas, terus saling kerjasama berelanjutan, maka akan semakin mudah membumikan PAUD di lingkungan keluarga masing-masing. Nah, ini yang paling sulit, Bagaimana peran Bunda PAUD di Kapanewon dan Kalurahan mengkampanyekan pengasuhan pendidikan yang berkualitas seperti apa. Ini kalau tidak bersama sama tidak akan selesai,” ujarnya.
Septi berharap para peserta yang hadir segera melakukan aksi menyampaikan sosialisasi maupun materi dalam kegiatan kepada Panewu dan Lurah selaku pimpinan, kemudian berkoordinasi dengan Pokja Kabupaten untuk bertanya apabila ada hal-hal yang masih belum diketahui agar program Ibu PAUD Kabupaten bisa terealisasi.
Salah satu peserta, istri dari Lurah Catur Tunggal sekaligus Bunda PAUD Kalurahan Catur Tunggal, Tyas Kumala Ratna mengatakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Bunda PAUD se-Kabupaten Sleman yang diselenggarakan Forum PAUD sangat bermanfaat,
“Setelah ini kami akan segera follow up. Semua orang sadar ini merupakan tanggung jawab bersama dan goalnya lagi pendidikan di Indonesia harus sejajar dengan negara negara maju. Kita harus komprenhensif juga untuk mencerdaskan perempuan, karena perempuan Indonesia itu harus cerdas, sebab ia adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Kalau bisa kegiatan ini dijadwalkan rutin ada pertemuan Bunda PAUD untuk saling support. kita bisa sharing, saling membantu dan harus connected,” ungkap Tyas.
Sekadar informasi, nomenklatur atau penyebutan jabatan ‘Bunda PAUD’ untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi ‘Ibu PAUD’.(rd2)
Redaktur: Fefin Dwi Setyawati