Mahasiswa UGM Bunuh Diri dari Terjun Lantai 11 Hotel, Ini Pelajaran yang Bisa Diambil

ilustrasi. doc.jogjakartanews.com

YOGYAKARTA – Peristiwa seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berinisial TSR yang meninggal dunia karena melompat dari lantai 11 Hotel Porta Depok, Sleman, Sabtu (08/10/2022) sore, sekitar pukul 15.30 WIB, membuat gempar.

Pemuda berusia 18 tahun yang baru masuk UGM tersebut diduga nekat mengakhiri hidupnya, lantaran mengalami masalah psikologis.

“Ya, bunuh diri. Ada masalah psikologi. Ada surat dari dokternya juga,” kata Kapolsek Bulaksumur Kompol Sumanto saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (09/10/2022).

Status TSR sebagai mahasiswa UGM terkonfirmasi oleh Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM Dina W. Kariodimedjo. Ia membenarkan bahwa TSR merupakan salah satu mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM.

“UGM berduka cita mendalam atas meninggalnya salah satu mahasiswa kami di Hotel Porta,” ucap Dina.

Penyebab Bunuh Diri

Sebelum TSR yang diketahui berasal dari Kendal, Jawa Tengah, sempat beredar kabar juga ada mahasiswa UGM yang diduga bakal melakukan percobaan bunuh diri.

Kabar mengenai adanya mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang melakukan percobaan bunuh diri, beredar di lini masa media sosial Twitter pada 5 Oktober 2022.

Tulisan mengenai kabar itu dicuitkan oleh pemilik akun dengan nama jes. @friendofxanax.

“Tadi maghrib aku ditelfon akademik, temanku mau loncat dari gedung lantai 6. Setelah ditenangkan security, akademik kampus nanya apakah ada orang yang bisa dipercaya untuk membantu dia. Kemudian dia menyebut namaku. Aku ditelfon dalam keadaan aku gak stabil moodnya,” tulisnya di awal cuitan.

Menanggapi hal itu, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof.Ova Emilia mengatakan, tidak tahu persisnya. Namun demikian ia mengingagatkan bahwa media sosial tidak bisa menjadi rujukan informasi yang valid, sehingga perlu dikonfirmasi ke pihak-pihak terpercaya.

Menurut Ova, percobaan bunuh diri, mungkin saja bisa terjadi di mana-mana, tidak hanya oleh mahasiswa UGM.

“Mungkin saja, stress orang sekarang kan sangat tinggi,” tuturnya kepada wartawan, Senin (10/10/2022).

“Apalagi kita tahu pascapandemi Covid-19, ini tahun pertama proses proses pembelajaran tatap muka. Dinamisnya kondisi global akan memicu stress multi dimensi. Itu yang perlu kita perhatikan Bersama,” sambungnya.

Oleh karenanya ia meminta agar semua civitas academika UGM, mulai dari mahasiswa, sebaya maupun petugas keamanan juga harus peduli untuk melakukan pencegahan.

“Misal ada anak-anak duduk-duduk di situ [area berbahaya], mulai kami curigai. Bentuk-bentuk pencegahan. Untuk itu, maka kampanye ‘jaga teman’ semakin dikuatkan lagi,”imbau Prof. Ova.

Cara Mencegah Bunuh Diri

Berdasarkan data WHO, lebih dari 700.000 orang meninggal akibat bunuh diri setiap tahunnya. Data tersebut belum termasuk angka penderita yang gagal saat mencoba bunuh diri. Pada tahun 2019, bunuh diri menjadi penyebab kematian keempat terbanyak pada rentang usia 15–29 tahun.

Seperti telah diketahui sebelumnya bahwa Kementerian Kesehatan RI pernah memiliki layanan konsultasi/konseling masalah mental dan kejiwaan termasuk pencegahan percobaan bunuh diri melalui saluran telepon yang dikenal dengan sebutan ASA 500-454. Namun, layanan yang diluncurkan pada 10 Oktober 2010 tersebut telah dihentikan operasionalnya pada akhir tahun 2014 lalu.

Beberapa alasan yang melatarbelakanginya, antara lain karena Terjadi ketidakefektifan antara biaya dan sumber daya yang disediakan dengan jumlah penelefon yang masuk, semakin lama semakin menurun. Kemudian, data Kemenkes mencatat jumlah penelepon yang menggunakan layanan hotline ASA, yaitu: 161 penelepon pada 2010; 222 penelepon pada 2011; 347 penelepon pada 2012; 267 penelepon pada 2013; dan 46 penelepon pada tahun 2014.

Alasan lainnya, sebagian besar penelepon lebih banyak bertanya seputar informasi kesehatan jiwa dan permintaan data atau informasi dibandingkan dengan konseling kasus bunuh diri dan konsultasi masalah kesehatan jiwa lainnya.
Untuk itu, bagi masyarakat yang membutuhkan layanan konsultasi terkait permasalahan kesehatan jiwa yang dialami, Kemenkes juga merekomendasikan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.

Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang | (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor | (0251) 8324024, 8324025, 8320467
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta | (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang | (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang | (0341) 423444 (kt1)

Redaktur: Faisal

63 / 100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com