Tak Kalah Antusias dan Percaya Diri, Anak-anak Down Syndrome unjuk Kebolehan dalam Ajang Fashion Show

World Down Syndrome Day 2023

Anak-anak Down Syndrom unjuk kebolehan dalam lomba fashion show dalam rangkaian kegiatan Peringatan Hari Down Syndrom se Dunia-2023 di Graha Pandawa kompleks Balai Kota Yogyakarta, Minggu (05/03/2023). Foto: Fafa
Anak-anak Down Syndrom unjuk kebolehan dalam lomba fashion show dalam rangkaian kegiatan Peringatan Hari Down Syndrom se Dunia-2023 di Graha Pandawa kompleks Balai Kota Yogyakarta, Minggu (05/03/2023). Foto: Fafa

YOGYAKARTA – Anak-anak down syndrome yang berlenggak-lenggok bak model di atas cat walk, menarik perhatian peserta kegiatan Peringatan Hari Down Syndrom se Dunia-(World Down Syndrome Day) 2023 di Graha Pandawa kompleks Balai Kota Yogyakarta, Minggu (05/03/2023).

Kegiatan yang diselenggarakan Yayasan Down Syndrome Insani (YSDI) dan Persatuan Orang Tua Anak Down Syndrome (POTADS) tersebut berlangsung meriah. Sebab, dalam rangkaian acara yang sama juga dilangsungkan Gowes Charity bersama masyarakat dan lintas sosial untuk bersepeda gembira dengan penyelenggara dan anak-anak down syndrome.

Juri Fashion Show sekaligus Desainer Fashion Kids Profesional, Eniel Laraswati mengatakan, baru pertama kalinya terjun langsung menghadapi anak-anak down syndrome. Namun ia mengaku sangat terharu sekaligus kagum dengan penampilan anak-anak down syndrome yang antusias berkompetisi.

Eniel menjelaskan, meski diikuti anak-anak Down Syndrom, namun kriteria penilaian sama dengan pada umumnya kompetisi Fashion Show, yaitu penampilan dari fashion keseluruhan, totalitas dan performa, keserasian, dan tata rias.

“Juara 1, 2 dan 3 sudah ditentukan dari 11 orang. Alhamdulillah .Jadi sangat baik sekali, antusias. Justru ini yang pertama kali terjun langsung menghadapi anak-anak ini (down syndrome), tapi mereka antusias sekali menampilkan, walapun ada kekurangan, justru itulah yang membuat mereka ber eksplor diri. Mungkin perlu pembinaan untuk selanjutnya, mereka enggak kalah (dengan anak normal) kok,” ujarnya.

Eniel juga mengaku selama ini belum mengetahui ada World Down Syndrome Day, sehingga kegiatan ini menjadi pengalaman baru baginya. Eniel juga tertarik untuk ke depannya bisa bekerjasama dengan Lembaga-lembaga yang concern dalam penanganan anak-anak down syndrome untuk bisa turut melakukan pembimbingan dan pembinaan.

“Untuk yang sekiranya lulusan SMP yang punya keterampilan bisa bekerja di tempat saya. Di tempat saya kan produksi baju anak. Saya ingin berbagi dengan mereka. Mereka Butuh bimbingan untuk setidaknya bisa menjadi mandiri. Mereka itu juga bisa kok,” ujarnya.

Selain Lomba Fashion Show yang diikuti anak-anak down syndrome dalam rangkaian kegiatan juga dilangsungkan Gowes Charity bersama masyarakat dan lintas sosial untuk bersepeda bersama-sama dengan penyelenggara dan anak-anak down syndrome.

Salah satu peserta Gowes Charity Aprian Cahyo mengaku baru pertama kalinya mengetahui ada peringatan Hari Down Syndrom se Dunia. Menurutnya acara peringatan Hari Down Syndrom se Dunia ini perlu lebih disosialisasikan kepada masyarakat, terutama orang tua yang memiliki anak down syndrome.

“Acara ini sangat baik. Jadi bagi masyarakat yang memiliki anak down syndrome jangan minder, karena ada komunitasnya dan mereka juga bisa berkarya dan tampil seperti ini. Harapannya ke depan lebih tersosialisasikan dan lebih ditingkatkan,” harapnya.

Ketua Panitia Pelaksana Peringatan Hari Down Syndrome sedunia sekaligus anggota Yayasan Down Syndrome Insani (YSDI) dan Persatuan Orang Tua Anak Down Syndrome (POTADS), Ludy Bimasena mengungkapkan, Down Syndrome International (DSI) mengumumkan di tanggal 21 Maret menjadi momentum peringatan untuk down syndrome dunia. Namun di Yogyakarta akan digelar lebih awal, yaitu pada 19 Maret mendatang, sedangkan rangkaian kegiatan dimulai sejak hari ini (05/03/2023).

“Kami semua sepakat akan merayakan puncak peringatannya di tanggal 19 Maret. Tetapi road show sudah kita mulai dari sekarang,” jelas Ludy.

Dikatakan Ludy Peringatan Hari Down Syndrom Se Dunia tahun ini, mengambil tema with us not for us, yang menunjukkan sikap dan semangat kaum difabel, termasuk down syndrome.

“Sesuai tema internasionalnya yaitu With Us Not For Us, para penyandang difabel bukanlah sebuah obyek melainkan subyek yang mempunyai hak sama layaknya non difabel,” tegasnya. (rd1)

Redaktur: Ja’faruddin AS

55 / 100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com