PENDIDIKAN KARAKTER (Refleksi Hari Pendidikan Nasional)

Oleh: Hajjah Yuliani Salisah*

Pendidikan dimaknai sebagai bimbingan atau pertolongan yang dilakukan dengan sengaja dan sungguh-sungguh oleh individu atau pihak lain yang dipandang lebih dewasa daripada orang yang diberi bimbingan atau pertolongan. Sedangkan pengertian pendidikan karakter adalah pendidikan yang bertujuan membentuk kepribadian individu, sehingga dapat memiliki budi pekerti, yang hasilnya akan tampak dalam tindakan nyata berupa tingkah laku yang jujur, disiplin, berkomitmen dan konsisten. Pendidikan karakter juga akan menghasilkan tingkah laku yang bertanggung jawab, ulet, menghormati orang lain, peka dan sukarela menolong, serta bertingkah laku dengan mengedepankan nilai-nilai moral. (KI Hajar Dewantara, 1954).

Regulasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahas Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Anak usia dini adalah manusia yang masih kecil, dan yang dimaksud anak usia dini di sini adalah anak yang sedang mengalami masa kanak-kanak awal, yaitu yang berusia antara 2 sampai 6 tahun yang akan ditumbuhkan kemampuan emosinya agar setelah dewasa nanti berkemungkinan besar untuk memiliki kecerdasan (Bawani, 1990:67).

Menanamkan pendidikan karakter paling tepat diterapkan pada anaka usia dini, ini merupakan fondasi dan dasar dalam pembentukan pribadi bagi si anak, hal ini sangat penting, jika dalam pembentukan karakter keliru, maka berpotensi di masa dewasa akan bermasalah, begitu juga sebaliknya menanamkan karakter yang benar di usia dini maka, saat dewasa kepribadiannya pun akan menjadi baik. Penerapan pendidikan karakter yang utama berasal dari orang tua dan keluarga, ini merupakan pendidikan informal yang sangat ideal, baik pendidikan agama, pendidikan perilaku, karena secara tidak langsung akan tertanam dalam kehidupan anak di masa depan. Keteladanan orang tua melalui perilaku nyata dalam kehidupan sehari-hari berdampak positif jika contohnya benar, sebaliknya jika contohnya salah, maka anak akan mengikuti perilaku orang tua yang salah tersebut.

Secara kongkrit, fungsi pendidikan karakter yang pertama adalah untuk mengembangkan potensi dasar agar peserta didik berhati baik, perpikiran baik, dan berperilaku baik. Fungsi pendidikan karakter yang kedua  adalah memperkuat dan membangun perilaku peserta didik sebagai anak bangsa yang multikultur. Adapun fungsi pendidikan karakter yang ketiga adalah meningkatkan peradaban peserta didik sebagai anak bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia. (Rini Sugiarti, 2017)

Investasi sumber daya manusia Indonesia adalah menanamkan karakter anak di usia dini, karena pendidikan karaktaer bersifat sepanjang hidup. Pendidikan karakter tidak hanya didapat dalam lingkungan informal saja, secara formal pun harus diperoleh dan implementasikan, secara formal didapat di sekolah, karena sekolah juga merupakan sumber belajar setelah keluarga. Pendidikan karakter bukanlah sekedar wacana tetapi realitas dalam implementasinya. Perlu sinergi antara orang tua dengan guru dalam membangun dan menerapkan pendidikan karakter anak, artinya penanaman pendidikan karakter yang sudah diberikan dan dijalankan di sekolah harus diterapkan juga di rumah dengan pengawasan orang tua, contoh adalah sikap kejujuran, disiplin, sopan, santun dan sebagainya.

Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang sangat efektif dan sangat berpengaruh dalam mempersiapkan dan membentuk keimanan, amal ibadah dan akhlak anak yang diharapkan akan berpengaruh juga terhadap tumbuhnya ketaqwaan dalam diri sang anak yang tentunya akan mengandung di dalamnya yaki kecerdasan emosi. Dan untuk mewujudkan itu semua barang tentu pendidik yang dalam hal ini kedua orang tua sangat efektif untuk menanamkan peran suriteladan ini karena orang tua merupakan pendidik yang utama dan pertama bagi anak ketika lingkup pergaulan anak masih seluas lingkungan rumah. (Yasin Musthofa: 2007)

Masa depan Indonesia yang lebih baik tertumpu pada generasi saat ini, generasi super dimulai dari anak usia dini, pendidikan karakter menjadi salah satu yang harus diimplentasikan baik formal dan informal, karena pendidikan karakter bukan lagi wacana, slogan maupun jargon, tapi pendidikan karakter merupakan proses nyata. Indikator keberhasilan pendidikan karakter adalah jika bagi anak yaitu berkurangnya perilaku menyimpang pada anak. Keberhasilan di masa depan adalah berkurangnya kasus korupsi di Indonesia. Pembangunan karakter dan pendidikan karakter menjadi sangat penting, karena pendidikan bukan hanya mencerdaskan peserta didik, namun membentuk akhlak atau sopan santun sehingga dalam suatu masyarakat keberadaanya bermakna atau bermanfaat untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, pembentukan karakter lebih mudah dilakukan pada anak usia dini. Oleh karena  itu, dalam pembinaan pembentukan karakter tidak di tujukan pada mata pelajaran khusus tetapi dalam keseharian pembelajaran.

Formula khusus yang efektif dalam pendidikan karakter memang tidak dirumuskan secara spesifik, akan tetapi ada prinsip dasar yang dipegang dalam membentuk generasi yang lebih baik di masa mendatang, pendidikan karakter  dimulai dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat, itu semua perlu kesadaran semua pihak dan perlu disinergikan sehingga implementasinya lebih mudah dan efektif, harapannya generasi penerus yang akan datang lebih baik dan lebih maju dalam membangun Indonesia. Pendidikan karakter diarahkan agar memberikan tekanan pada nilai-nilai yang bisa diterima oleh masyarakat, seperti rasa hormat, tanggung jawab, jujur, dapat dipercaya, adil, peduli dan sopan santun.

Pembentukan karakter juga dibutuhkan peran dari orang tua , sikap orang tua yang diperhatikan oleh anak dengan perkembangan moral yaitu : 1) Konsisten dalam membentuk karakter anak, orang tua memiliki sikap yang sama terkait memperbolehkan dan melarang sikap tertentu terhadap anak. 2) Sikap orang tua dalam keluarga, sikap orang tua kepada anak dapat mempengaruhi perkembangan moral anak dengan melalui orang tua yang sebagai cerminan. 3) Penanaman nilai  nilai moral yang diberikan orang tua terhadap anak.

Keteladanan dari orang tua sangat mempengaruhi terhadap perkembangan moral anak . Moral yang baik berasal dari lingkungan yang baik melalui lingkungan masyarakat, orang tua, dan sekolah. ketiganya sangat berpengaruh besar melalui beberapa pembinaan nilai moral. Peran seorang guru dalam mendidik dapat membentuk karakter anak. Guru melakukan kolaborasi dengan orang tua sehingga dalam mendidik anak dapet sejalan dengan  orang tua. Guru dapat membicarakan hal apa saja yang berkaitan dengan perkembangan moral anak. Agar dalam pembentukan karakter disekolah dapat selaras dengan orang tua. Dalam hal ini pendidikan sebagai sarana belajar anak memiliki peran penting yaitu untuk membentuk karakter  dan moral. Penanaman nilai sejak dini diharapkan agar generasi dimasa yang akan datang dapat memiliki dasar dengan pemberian beberapa stimulus, aspek, komponen agar memiliki karakter dan moral yang baik, tidak salah dalam menempatkan diri dalam berprilaku serta memiliki akhlak dan moral yang baik.

Pada hari pendidikan nasional (HARDIKNAS) ini, semua aktifitas pendidikan dapat dilakukan dengan tetap memperhatikan tingkat kompetensi pada anak, caranya adalah memberikan porsi yang besar kepada anak untuk berkreasi, sehingga anak dapat mengeksplor kemampuannya, tanpa harus ada tekanan dari luar, yang membuat anak terbebani. Hal ini sangat penting, agar anak terpola dengan belajar mandiri. Itu semua diawali oleh peran orang tua dan keluarga di rumah, anak akan merasa senang jika suasana dibuat senyaman mungkin dan semenarik mungkin, agar anak tidak merasa bosan. Pendidikan karakter ini diterapkan pada anak dengan cara keteladanan orang tua yang selama dirumah melakukan bimbingan secara ekstra, belajar di rumah sangat efektif bagi orang tua untuk memberikan pendidikan karakter pada anak. Semoga anak-anak Indonesia menjadi generasi yang berkarakter dan super, dengan tetap menjunjung tinggi nila-nilai luhur bangsa Indonesia.

(*)

*Hajjah Yuliani Salisah adalah Kepala Sekolah PG dan TK Islam Mellatena Semarang

58 / 100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com