YOGYAKARTA – Dosen dari lintas program Universitas Negeri Yogyakarta ( UNY ) berkolaborasi menyelenggarakan Pelatihan Pembelajaran Diferensiasi Untuk Guru Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Sleman yang telah dilaksanakan pada tanggal 03 – 10 Agustus 2024, kemarin.
Kolabarasi pengabdian masyarakat ini dilaksanakan Dosen Kebijakan Pendidikan (KP UNY) dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD UNY) dan dosen Pendidikan Luar Sekolah (PLS UNY)
Tim dosen yang melaksanakan kegiatan pelatihan pembelajaran diferensiasi tersebut adalah Prof. Dr. Ahmad Dardiri, M.Hum, Dr. Nur Cholimah, M.Pd, Arif Wijayanto, S.Pd,. Adapun beberapa mahasiswa prodi Kebijakan Pendidikan (KP) UNY, dan (PG PAUD) UNY, yang terlibat dalam kegiatan tersebut mahasiswa S1 dan S2 KP, S3 Ilmu Pendidikan yaitu Nurul Arfiyanti, Harvest Arta Latifah, Muthia Dara Putri Anugraheni, Ardilla Lestari, Fatiya Hanif Al Afada.
Prof. Dr. Ahmad Dardiri, M.Hum menuturkan bahwa kegiatan Pelatihan Pembelajaran Diferensiasi Untuk Guru Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Sleman merupakan bagian dari program pengabdian Masyarakat.
Para akademisi memberikan kontribusi kepada sekolah atau masyarakat dalam berbagai bentuk, termasuk melalui pelatihan pembelajaran diferensiasi ini.
Prof. Dardiri menjelaskan secara singkat bahwa pembelajaran diferensiasi sebenarnya telah diterapkan di masing-masing sekolah.
“Landasan pembelajaran berdiferensiasi ini adalah bahwa setiap anak itu unik dan memiliki kebebasan. Menurut John Dewey, pembelajaran harus sesuai dengan minat dan kebutuhan anak,” tuturnya.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan pemaparan materi oleh tim dosen Kebijakan Pendidikan (KP), dosen PAUD UNY, dan asesor PAUD yang dilaksanakan secara luring pada tanggal 03 Agustus 2024.
Pemateri pada kegiatan tersebut yaitu Dr. Nur Cholimah, S.Pd., M.Pd, Nurul Arifiyanti, M.Pd, dan Linawati, S.H., S.Pd., M.Psi.
Materi pertama yaitu mengenai pembelajaran diferensiasi yang disampaikan oleh Dr. Nur Cholimah, S.Pd., M.Pd.
Dalam kesempatan tersebut, Nur Cholimah memaparkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi merupakan usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap siswa.
“Jadi pendidik harus memahami mereka anak usia dini dengan baik agar pembelajaran ini bisa tercapai. Terdapat 3 strategi pembelajaran berdiferensiasi PAUD yaitu diferensiasi konten atau materi, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk,” terangnya.
Materi kedua mengenai asesmen diagnostik pembelajaran disampaikan Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan Konsentrasi PAUD oleh Nurul Arifiyanti, M.Pd. Beliau menjelaskan bahwa tujuan umum asesmen diagnostik adalah untuk mendiagnosis kemampuan dasar siswa dan mengetahui kondisi awal siswa.
Ia menjelaskan, Asesmen diagnostik terbagi menjadi dua jenis: asesmen diagnostik non-kognitif dan asesmen diagnostik kognitif.
“Bagian penting dari asesmen diagnostik non-kognitif adalah keterampilan bertanya dan membuat pertanyaan. Sementara itu, dalam asesmen diagnostik kognitif, guru melakukan asesmen untuk menyesuaikan tingkat pembelajaran dengan kemampuan siswa, bukan untuk mengejar target kurikulum.” terang Nurul Arifiyanti.
Materi ketiga mengenai penyusunan RPP berdiferensiasi disampaikan oleh Linawati, S.H., S.Pd., M.Psi. Dalam sesi ini, Linawati memandu para guru TK dalam menyusun dan membuat RPP berdiferensiasi, dengan memberikan pendampingan secara langsung.
Ia menekankan bahwa tahap awal dalam penyusunan RPP berdiferensiasi adalah memiliki lembar asesmen awal.
Pembelajaran berdiferensiasi harus didasarkan pada hasil asesmen awal dan berfokus pada kesiapan atau capaian belajar peserta didik, bukan pada pengkategorian mereka ke dalam kelompok “pintar” dan “tidak pintar” atau berdasarkan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik.
“Oleh karena itu, diperlukan konten yang menyediakan sumber belajar yang bervariasi. Proses pembelajaran dan bentuk pendampingan dapat didiferensiasikan sesuai dengan kesiapan peserta didik, dan diferensiasi pembelajaran dapat dilakukan melalui produk yang dihasilkan,” ucapnya.
Pelatihan pembelajaran diferensiasi ini terhitung 32 JPL, dengan pesertanya berjumlah 26 orang guru hasil dari identifikasi awal dengan angket bahwasanya kurang memahami tentang pembelajaran deferensiasi, kemudian mendapat materi satu hari.
Selanjut praktek melakukan asesmen diagnostic disekolah masing masing, dan setelah itu mereka membuat modul pembelajarannya yang kemudian dimplementasikan disekolah masing-masing. (pr/rd1)
Redaktur: Fefin Dwi Setyawati