JOGJAKARTANEWS COM, Yogyakarta – Nama Panglima Besar (Pangsar) Soedirman di kalangan generasi Z hanya dikenal sebagai nama pahlawan saja. Padahal jika jenderal bintang lima ini mewariskan nilai-nilai filosofi yang sarat dengan nilai perjuangan dan tentang rakyat dengan tentara.
Yayasan Pangsar Soedirman selalu mengenalkan ajaran-ajaran dan nilai yang diwariskan oleh Soedirman. Sehingga jangan sampai generasi muda sekarang hanya tahu nama saja tanpa tahu nilai yang diwariskan.
“Karena generasi sekarang ini hanya tahu (nama pahlawan) dari nama jalan tanpa tahu sejarahnya,” kata Ketua Yayasan Pangsar Soedirman Tisa Bugianggri Soedirman di sela Round Table Disscussion bertajuk Mewujudkan Pertahanan, Keamanan dan Kedaulatan Maritim yang Berkesinambungan Berpijak pada Filosofi Kepemimpinan Panglima Besar Jenderal Soedirman di Yogyakarta, Jumat petang, 8 November 2024.
Ia menyebutkan, pihaknya ingin generasi sekarang masih ingat sejarah. Karena sebagai anak bangsa, tidak bisa lepas dari sejarah, sejarah yang dulu membuat Indonesia merdeka.
“Maka harus ingat sejarah dan Indonesia itu kan gabungan dari rakyat, TNI, Polri dan sebagainya. Kami mau generasi generasi saat ini tetap ingat,” kata dia.
Soal hubungan filosofi kepemimpinan Soedirman dengan kemaritiman, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali dalam sambutan tertulisnya menyebut perkataan Soedirman. Yaitu pertahankan rumah dan pekarangan kita sekalian. Soedirman merupakan tentara Angkatan Darat, namun nilai ajarannya relevan diadopsi si berbagai matra TNI.
Menurut dia hal itu mengandung makna dan filosofi yang mendalam. Yaitu untuk selalu menjunjung tinggi nilai ketahanan dan adaptasi strategis.
Lalu, ia mengibaratkan laut teritorial Indonesia adalah pekarangan yang harus dijaga. Layaknya pekarangan sebagai bagian tak terpisahkan dari tempat tinggal, laut teritorial termasuk bagian dari wilayah NKRI yang wajib dilindungi dari segala ancaman.
“Jika harus bertarung, kalahkan musuh di batas terluar pagar pekarangan. Atau musuh harus dapat dihancurkan sebelum memasuki batas teritorial negara agar kedaulatan tetap terjaga,” kata dia.
Sebagai negara kepulauan, yang jumlahnya lebih dari 17 ribu pulau, pertahanan dan keamanan maritim merupakan tanggung jawab yang memerlukan pendekatan strategi dan komprehensif.
Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Laut Laksmana Muda TNI Hanarko Djodi Pamungkas mengatakan filosofi Jenderal Soedirman yang harus dimiliki bangsa ini adalah teguh dalam pendirian, pantang menyerah, inovatif terhadap perubahan hingga kerja sama dan sinergi.
“Kepemimpinan Jenderal Soedirman sejalan dan Trisila TNI Angkatan Laut yaitu disiplin, hierarki dan kehormatan militer,” kata dia.
Hal lain yang dijalankan Jenderal Soedirman selama berjuang yaitu kolaborasi TNI bersama rakyat. Meskipun tentara sebagai komponen utama pertahanan negara, tanpa peran masyarakat juga tidak akan bisa apa-apa.
“Sinergi antara berbagai elemen masyarakat dan pemerintahan akan menjadi kunci keberhasilan dan menciptakan keamanan maritim yang berkelanjutan demi kemakmuran bangsa,” kata dia.
FULL