Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia atau AGPAII Kabupaten Purbalingga terus menujukkan komitmennya untuk meningkatkan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Salah satu upayanya adalah dengan menyelenggarakan seminar Pendidikan Nasional dan menggandeng stakeholders pemerintah Kabupaten.
PURBALINGGA – Sebanyak 593 guru dari total 815 anggota AGPAII Kabupaten Purbalingga mengikuti Seminar Pendidikan Nasional dan silaturahmi Akbar yang digelar di Pendopo Dipokusumo, Sabtu (26/4/2025).
Kegitan tersebut dihadiri Bupati Purbalingga, Fahmi Muhammad Hanif, Ketua DPD AGPAII Purbalingga, Priyanto beserta jajaran pengurus.
Seminar juga menghadirkan Pemateri dari unsur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Purbalingga serta tokoh PBNU sekaligus pengasuh Ponpes Madani, KH Masruhin Abdul Majid.
Ketua DPD AGPAII Purbalingga, Priyanto, mengungkapkan pentingnya penguatan kompetensi guru PAI agar dapat menjadi solusi pendidikan karakter di sekolah. Saat ini, dari peserta yang hadir, sebanyak 302 guru PAI belum memiliki Sertifikat Pendidik (Serdik), dan saat ini kuota nasional PPG masih terbatas.
“Meski kuota dari Kemenag hanya 14 orang pada tahun 2025, upaya pembiayaan alternatif melalui APBD atau Baznas bisa menjadi solusi,” ujar Priyanto.
Ia menegaskan AGPAII berkomitmen mendukung program Pemkab Purbalingga dalam mencetak guru PAI yang profesional, generasi unggul dan berakhlakul karimah.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Fahmi menyampaikan komitmennya untuk turun tangan langsung untuk mendukung peningkatan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam (PAI), khususnya melalui fasilitasi program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
“Nanti akan langsung saya cek, tadi masih ada 302 Guru PAI yang masih belum memiliki sertifikasi PPG. Insya Allah nanti akan saya cek berapa yang bisa kami support,” ujarnya.
Bupati Fahmi menegaskan, peningkatan kompetensi guru PAI bukan semata-mata untuk mengejar gelar, tetapi untuk mencerdaskan peserta didik secara optimal. Ia mengingatkan bahwa peran guru PAI harus lebih dari sekadar mengajar, tetapi juga menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari.
“Jangan remehkan pekerjaan bapak dan ibu, karena dampaknya luar biasa untuk masa depan Purbalingga,” katanya.
Ia juga berharap guru PAI mampu menjadi garda terdepan dalam menciptakan generasi yang berakhlakul karimah. (tar)
Redaktur: Faisal