Belajar di Gazebo, Mahasiswa UGM Meninggal Tertimpa Pohon Tumbang

YOGYAKARTA – Saat tengah belajar di gazebo kawasan kampus Universitas Gajah Mada (UGM) seorang mahasiswa meninggal dunia tertimpa pohon yang tumbang karena angin ribut, Selasa (05/08/2014) siang sekitar pukul 12.45 WIB.

Korban diketahui bernama Ircham Darmasta Gumilang (20) mahasiswa angkatan 2013 jurusan perikanan Fakultas Pertanian UGM, asal Dusun Jaten RT 01, RW 22 Sendangmulyo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman.

Dikonfirmasi wartawan, Humas UGM, Wijayanti membenarkan adanya kejadian tersebut. Menurutnya, saat kejadian, mahasiswa yang meninggal tersebut tengah belajar di sebuah gazebo, tepatnya di Utara Balairung.

Saat terjadi angin kencang, ada pohon yang tumbang dan menimpa gazebo, sehingga menyebabkan mahasiswa yang di dalamnya meninggal dunia.

“Korban sempat mendapat pertolongan satuan keamanan kampus (SKK) UGM dan dibawa ke RS Panti Rapih. Namun pada pukul 14.50 WIB korban meninggal dunia akibat luka dalam. Kita merasa kehilangan dan menyampaikan duka cita mendalam pada keluarga almarhum,” katanya.

Angin kencang menerjang seputaran kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta tersebut terjadi sekitar lima menit. Belasan pohon di Utara Kantor Pusat UGM dan sekitarnya banyak yang tumbang.

Sebuah pohon sengon (Albizia chinensis) yang tumbang di kawasan Gedung Pusat UGM menimpa mobil milik Fakultas Kedokteran UGM nopol AB 1944 EQ. Beruntung sopir mobil, Sukirno, berhasil menyelamatkan diri sehingga terhindar dari pohon berdiameter sekitar 40 cm yang tumbang tersebut.

Terpisah, menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta angin kencang pada Selasa siang bukan hanya terjadi di wilayah UGM tetapi juga di beberapa wilayah di DIY.

“Sebagian besar di wilayah Kabupaten Sleman. Kecepatan angin sendiri kata dia mencapai 45 kilometer/jam,” ungkap Kasie data dan informasi BMKG Yogyakarta, Tony Agus Wijaya, saat dikonfirmasi wartawan.

Menurut Tony, Angin kencang tersebut sifatnya lokal di area kurang dari satu kilometer persegi dan terjadi dalam waktu singkat, diakibatkan karena perbedaan suhu ekstrem di sekitarnya.

Selain Wilayah Sleman, kata dia, daerah di DIY yang rawan mengalami angin kencang adalah di Kota Yogyakarta dan di bagian utara wilayah DIY yang saling berbatasan.

“Kami menghimbau agar masyarakat waspada,” imbaunya. (ian/kontributor)

Redaktur: Rudi F

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com