“Nama besar Perkumpulan Terapis Tradisional Patah Tulang Urat dan Sendi Indonesia (PERPATRI) yang merupakan satu-satunya organisasi resmi tempat bernaungnya ribuan terapis tradisional spesialis patah tulang urat dan sendi di Indonesia, tak lepas dari sosok sang pendiri, yaitu Lesgiono.”
BERKAT Lahirnya PERPATRI besutan Lesgionoi, para terapis Patah Tulang Urat dan Sendi di Indonesia kini memiliki rumah besar berbadan hukum, bahkan menjadi mitra strategis Kementrian Kesehatan (Kemenkes).
Tapi siapa sangka, sang pendiri Organisasi yang telah memiliki ribuan anggota seantero tanah air ini ternyata awalnya hanya seorang tukang pijat tradisional?
Lesgiono Lahir di Grobogan Purwodadi,Desa Candisari Pada tanggal 18 Maret 1970. Sejak kecil ia sudah lekat dengan dunia pengobatan tradisional, lantaran kakeknya adalah seorang Dukun Pijat yang cukup kesohor di desanya.
Berkelana di Pedalaman Borneo
Lesgiono muda berkelana di pedalaman Kalimantan, hingga selama 8 tahun.
Di tanah Borneo itulah Lesgiono semakin tertarik dan mendalami ilmu pengobatan tradisional, terutama pada cedera patah tulang, urat dan sendi setelah tak sengaja, tepatnya pada Tahun 2003 ia bertemu dengan Tetua Suku Dayak Kutai Kartanegara, Desa Tenggarong Kalimantan.
Lesgiono kemudian bersempatan untuk berguru kepada tetua itu dan mendapat ilmu pengobatan tradisional mulai dari meramu herbal yang didapat dari berbagai tumbuhan atau akar di hutan Kalimantan sampai dengan pengobatan patah tulang.
Bahkan, berkat ketekunannya, Lesgiono diangkat sebagai anak anagkat oleh tetua yang merupakan keturunan Kerajaan Kutai Kartanegara yang tersohor akan Ilmu pengobatan tradisional di seluruh wilayah Kalimantan.
“Saya sangat bersyukur, karena di Kalimantan saya bertemu guru yang benar benar tulus membimbing saya. Beliau adalah pengobat tradisional yang spesialisasinya bisa menyembuhkan patah tulang secara tradisional menggunakan minyak khusus,” tuturnya, belum lama ini.
Setelah menurunkan ilmu pengobatan tradisional yang mumpuni, Orang tua angkatnya kemudian meminta Lesgino untuk kembali ke tanah kelahirannya di Pulau Jawa untuk menolong orang sakit.
Kembali ke Tanah Jawa: Jadi Tukang Pijet Keliling
Setelah mengenyam pengalaman di Kalimantan, pada tahun 2010, sesuai anjuran ayah angkatnya, Lesgiono kembali ke Jawa.
Lesgiono mengadu nasib di Yogyakarta Berprofesi sebagai tukang pijat dengan bekal minyak yang beliau dapat dari Kalimantan. Ia membuka praktik pijat di rumah kontrakannya di Desa Gawar, Kecamatan Pendowoharjo, Kabupaten Sleman.
Lesgiono juga kerap mendapat panggilan untuk menerapi warga dari desa desa di sekitar, hingga merambah ke luar kota di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng).
Hari demi hari, nama Lesgiono semakin dikenal sebagai pengobat tradisional yang berhasil menyembuhkan patah tulang, gangguan pada urat dan sedi
Banyak testimoni masyarakat yang merasakan manfaat nyata dari terapi yang dilakukan Lesgiono kepada dirinya. Informasi dari mulut kemulut itu semakin meluas.
Bangun IKOT CV Bio Nurcolies Star: Produksi Star Bio Oil
Berkat keberhasilan terapi dan pengobatan tradisional yang ia lakukan dari desa ke desa diwilayah Yogyakarta banyak masyarakat Jogja yang sehat dari sakitnya, mulai dari syaraf kejepit, stroke hingga patah tulang.
Namun di sisi Lain, Lesgiono sempat kewalahan menerima undangan masyarakat yang membutuhkan jasanya.
“Nah, dari situlah saya berfikir dan memiliki keinginan untuk bisa mengembangkan minyak Kalimantan dari guru saya, supaya bisa lebih memberikan manfaat ke lebih banyak orang. Jadi saya saya tidak harus datang langsung, tapi yang membutuhkan terapi saya cukup dengan menggunakan minyak ini saja. Tentu saya kasih catatan cara penggunaannya yang benar” ucapnya.
Akhirnya dengan ketekunan, ilmu titen dan kesabaran, Lesgino mulai mewujudkan keinginannya.
Ia kemudian perusahaan Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) yaitu CV Bio Nurcolies Star yang beralamat di Jln Wates KM 14. Dusun Klangon RT 09/RW 12, Argosari Sedayu Bantul Yogyakarta 55752.
Uji coba selama dua tahun berhasil ia lakukan, minyak Kalimantan tersebut dapat ia kembangkan dan diproduksi masal dengan merek Star Bio Oil (SBO) yang kini bisa didapatkan dengan mudah secara langsung di outlet-outlet ramuan tradisional maupun maupun secara online di market place.
Membidani Lahirnya PERPATRI
Sosok Lesgiono tak hanya dikenal oleh masyarakat yang banyak ditolong sembuh dari sakitnya, namun juga di kalangan para terapis tradisional, terutama tukang pijat dan urut.
Lesgiono yang tidak pelit berbagi ilmu srring menjadi penampung Curhatan para terapis yang tidak bisa berkembang diantaranya karena tidak tahu cara atau bahkan sulit mendapatkan STPT (Surat Terdaftar Penyehat Tradisional).
Lesgiono kemudian mencetuskan ide untuk mengorganisir para terapis tradisional Patah Tulang Urat dan sendi. Sebab, menurut Lesgiono dengan terorganisir maka aspirasi para terapis bisa ditampung dan disampaikan kepada para pemangku kebijakan di pemerintahan.
“Sesuai Peraturan pemerintah (Permenkes) memang untuk pelayanan Kesehatan tradisional harus memiliki STPT, dan bagi terapis yang ingin mendapatkan STPT harus mendapat rekomendasi dari perkumpulan resmi yang berbadan hukum, maka saya mencoba mengumpulkan teman teman dan mendirikan PERPATRI Pada 9 September 2017 yang lalu,” kenangnya.
Selain untuk memfasilitasi para terapis tradisional patah tulang urat dan sendi untuk mendapatkan legalitas, PERPATRI juga berkomitmen meningkatkan kapasitas anggotanya dengan standarisasi dan batang keilmuan yang jelas dan tidak melanggar hukum atau peraturan pemerintah tentang Kesehatan.
Saat ini PERPATRI Sudah memiliki 30 DPD dan lebih 300 DPC dengan ribuaun anggota yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Alhamdulillah, hingga 8 tahun usia PERPATRI saat ini, para terapis patah tulang urat dan sendi di bawah naungan PERPATRI semakin berkembang dan mendapatkan kepercayaan masyarakat,” ucap Lesgiono yang sekalus menjabat Ketua Dewan Pembina DPP Perpatri Ini.
Ia menegaskan, salah satu cita-cita PERPATRI yang tak kalah penting adalah melestarikan Terapis tradisional yang merupakan warisan budaya leluhur yang sudah dipraktikan nenek moyang kita Bangsa Nusantara sejak ribuan tahun silam. (pr/kt1)
Sumber: beritajogja.com
Redaktur: Faisal