19 Taruna Korps Marinir AAL Diberangkatkan ke Medan Dikko

SURABAYA- Sebanyak 19 taruna Korps Marinir Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) akan mengikuti Pendidikan Komando (Dikko) dalam Satuan Tugas (Satgas) latihan khusus yang diikuti taruna tingkat tiga angkatan ke-61. Para peserta Dikko tersebut dilepas oleh Gubernur AAL Mayjen TNI (Mar) Guntur ICL di lapangan Arafuru, Bumimoro, Surabaya, Senin (01/12/2014).

Menurut keterangan resmi penerangan AAL yang diterima jogjakartanews.com, latihan yang akan berlangsung selama 85 hari, mulai Minggu (30/11/2014)  hingga 23 Februari 2015 mendatang,  mengambil beberapa lokasi. Diantaranya, di Karang Tekok untuk tahap dasar, di Pantai Jangkar untuk tahap laut,  di Selogiri  untuk tahap hutan, di Rogojampi  untuk tahap gerilya lawan gerilya, dan di Desa Jambu Banyuwangi – Gunung Sari untuk tahap lintas medan.

Gubernur AAL dalam sambutannya mengingatkan agar seluruh komando dan staf latihan serta taruna untuk selalu memperhatikan keselamatan kerja dalam setiap melakukan kegiatan, termasuk latihan.

“Keselamatan latihan adalah merupakan hal yang penting dan tak terpisahkan dari pelaksanaan tugas kita sehari-hari,” kata Jenderal Marinir berbintang dua itu.

“Hindari Kecelakaan dengan mengutamakan faktor kehati-hatian, ketelitian, kecermatan harus diaplikasikan dengan baik dan benar di lapangan,” katanya.

Menurut Gubernur, kesalahan dengan tidak melaksanakan prosedur keamanan dengan baik akan berakibat pada resiko kecelakaan.

“Dengan menerapkan program zero accident pada setiap latihan diharapkan dapat mengeliminasi atau bahkan meniadakan jatuhnya korban personel dan material,” tandasnya.

Gubernur yang dalam kesempatan tersebut didampingi Wagub AAL Kolonel Mar RM Trusono, Seklem AAL Kolonel Laut (P) Soetrisno Sandi Asmara, S.T. dan Dan Resimen AAL Kolonel Mar Bambang Sutrisno serta pejabat utama AAL lainnya menambahkan, latihan komando merupakan salah satu syarat bagi taruna korps marinir sebelum masuk dalam keluarga besar korps marinir dengan memakai baret ungu dan brevet komando.

“Bagi prajurit Korps Marinir, pendidikan komando menjadi salah satu prasyarat mutlak yang harus dilalui dengan menyelesaikan beberapa tahapan dalam dikko sebelum masuk dalam keluarga besar Korps Marinir,” pungkas mantan Wadan Denjaka ini mengakhiri. (pr/Pen-AAL)

Redaktur: Aristianto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com