Raup Untung Besar di BEI, Laporan Kinerja J Resources Diduga Fiktif

JAKARTA – Perusahaan tambang emas J Resources dengan ode bursa PSAB, diduga mengulangi kebohongan publiknya dengan menjual prospektus situs tambang emas Gunung Pani Gorontalo. PSAB meraup keuntungan besar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan membuat laporan dan pernyataan pers yang ambigu. Pihak perusahaan memanfaatkan kemalasan publik untuk melakukan cross check informasi sebagai gap komunikasi.

Resources hari ini, Selasa (09/12/2014) menyatakan bahwa produksi hingga akhir tahun di angka 210.000 ons. Direktur perusahaan Edi Permadi mengatakan capaian ini melewati target yang disebutkannya di awal tahun sebesar 200.000 ons.

Klaim capaian perusahaan PSAB ini mengalami lonjakan dari kinerja tahun 2013 yang under perform. Dari keterbukaan informasi di bursa, produksi tahun 2013 hanya 66.957 ons emas, jauh di bawah pernyataan target produksi 130.000 ons.

Ketika dikonfirmasi wartawan, Edi mengatakan bahwa terjadi gap komunikasi dari kondisi pasar emas tahun lalu dengan kemampuan produksi PSAB. Pernyataan pers ini bertolakbelakang dengan laporan tertulis Edi kepada BEI pada tahun lalu.

Dalam laporan berkala di BEI pada November 2013, Desember 2013, Januari 2014 dan Febuari 2014 Edi menyebutkan bahwa tidak ada eksplorasi pertambangan yang dilakukan oleh PSAB dalam kurun waktu tahun 2013 hingga pertengahan tahun 2014.

Dalam laporan 31 Maret 2014 bahkan J Resources memiliki beban neraca keuangan negatif. Kas PSAB hanya sebesar US$11,7 juta, sedangkan hutang usaha sebesar US$37,6 juta. Dengan kata lain, utang lancar yang dimiliki sebesar tiga kali aset lancar.

Kondisi keuangan perusahaan seperti itu tentu mengurangi daya ekspansi perusahaan. Meski demikian, Edi membantah kondisi perusahaannya dalam kondisi buruk.

“Kami memiliki lahan tambang di Seruyung, Bakan, Kuantan Malaysia, dan situs di Gorontalo mencakup Gunung Pani,” ujarnya.

Lebih lanjut Edi mengatakan perolehan emas terbesar disumbang dari Seruyung dan Bakan. Adapun tambang emas di Penjom Kuantan Malaysia berkontribusi relatif kecil terhadap perusahaan. Sementara itu situs Gunung Pani masih berstatus sengketa.

Edi mengatakan situs Gunung Pani masih menunggu kejelasan kerjasamanya dengan KUD Darma Tani Marisa. Sejak tahun 2012 internal manajemen KUD Darma Tani mengalami konflik terkait kesepakatan kerja sama dengan J Resources.

Dalam kesempatan yang sama, di rumah makan Sari Kuring SCBD Jakarta, perwakilan KUD Darma Tani Uns Mbuinga akan menyelesaikan konflik internal dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) 2014 supaya dapat memperoleh kesepakatan penuh untuk kerja sama dengan J Resources.

Ia mengatakam pihaknya sudah bertemu beberapa kali dengan pihak Lisna Alamri, dan upaya terakhirnya akan megacu pada UU Koperasi 25 tahun 1992. Dalam pernyataannya ia didampingi oleh Rahmat Buluati yang berstatus sebagai Ketua Tim Perumus KUD.

Sayangnya, dalam UU Koperasi tidak terdapat status jabatan tersebut. Artinya, semua keputusan Koperasi harus diputuskan oleh anggota. Ketika hal ini dikonfirmasikan kepada Rahmat ia tidak menyangkal kedudukannya yang lemah. Namun ia meyakini dukungannya untuk pihak Mbuinga diambil melalui RAT 2013.

“Saya diangkat Januari 2014,” jelasnya.

Konflik inernal KUD akan menjadi hambatan bagi J Resources, karena perusahaan sudah mengklaim situs tambang Gunung Pani sebagai salahsatu aset tambagnya dalam laporan perusahaan. Pernyataan pers Edi Permadi juga menjadi pertanyaan besar kinerja J Resources sebagai perusahaan emas milik swasta yang telah berstatus terbuka di BEI.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak otoritas Bursa dan Otoritas Jasa Keungan (OJK) masih melihat-lihat sepak terjang J Resources secara komprehensif. (pr/kontributor)

Redaktur: Rudi F

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com