Edutek  

Ini Akibat Buruk Melarang Anak Dengan Kata: Jangan!

ANAK-ANAK biasanya masih sulit untuk diatur untuk melakukan hal-hal yang baik layaknya orang dewasa. Terkadang orang tua terpaksa memarahi atau melarang anaknya untuk melakukan sesuatu. Namun, justru terkadang apa yang dikhawatirkan orang tua malah terjadi pada si anak, saat menggunakan kalimat melarang. Apa sebabnya?

Menurut konsultan parenting dan penggagas Indonesian Strong from Home, Ayah Edy, dalam bukunya ‘Ayah Edy Menjawab’, orang tua perlu mengetahui bagaimana cara melarang anak dengan tepat.

Menurutnya, kekhawatiran orang tua yang justru terjadi pada anak disebabkan saat melarang yang digunakan adalah hasil akhir. Misalnya, saat jalan licin si anak berlarian, dan orang tua melarang, “jangan lari-lari nanti jatuh?” pendekatan ini dinamakan pendekatan kuratif karena menekankan hasil akhir. Teknik ini kurang tepat digunakan.

“Seharusnya yang kita gunakan adalah pendekatan prefentif,” ungkap Ayah Edy.

Ia menjelaskan, supaya tidak jatuh, anak seharusnya berhati-hati. Jadi yang digunakan orang tua adalah kata-kata pencegahan (preventif), seperti “”hati-hati ya nak”, “berhenti di tempat ya nak, stop”. Itu sebabnya orang tua sebaiknya tidak menggunakan kata ‘Jangan’ karena alam bawah sadar manusia tidak merespons dengan cepat kata “jangan”.

“Alam bawah sadar berpikir dengan gambar. Selain itu, yang didengarkan anak adalah kata terakhir sehingga jika kita katakana “jangan berlari” maka yang ia dengar adalah berlari. Oleh karena itu biasanya gerak refleknya adalah berlari” jelasnya.

Sebagai analogi untuk pembuktian hal tersebut Edy mencontohkan, misalnya jika seseorang melarang kita jangan bayangkan makanan kesukaan kita di saat lapar. Bagaimana reaksi kita? Bisakah kita tidak membayangkannya?

Carilah padanan kata yang lebih halus agar bisa diterima bawah sadar anak. Misalnya, ganti kalimat “jangan nakal” dengan “anak baik dan patuh,”.

Dengan menggunakan kata-kata yang positif seperti itu, yang ditangkap alam bawah sadar anak adalah baik, dan patuh, sehingga ia kan menjadi yang kita harapkan. Semoga bermanfaat. (fin)

Redaktur: Rudi F

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com