Awas! Menpora Jangan ‘Bagi-bagi Kue’ di PSSI

YOGYAKARTA – Keputusan Menpora Imam Nahrawi membekukan PSSI tidak hanya dikhawatirkan “memancing” menuver dari La Nyalla Mattaliti yang bakal membuat kisruh sepakbola semakin panjang, tetapi juga ‘bagi-bagi kue’ kue kekuasaan sebagaimana dilakukan sejumlah menteri Jokowi di instansinya selama ini. Oleh karena itu, Menpora disarankan lebih hati-hati dalam mengambil keputusan. Sebab jika tidak, bukan tidak mungkin posisinya yang saat ini ‘di atas angin’ bisa terjun bebas ke dasar jurang.

“Menpora saat ini dihadapkan pada dua hal yang danger, tapi disatu sisi bisa juga menguntungkan. Pertama, jika keputusan pembekuan PSSI gagal dan tidak berdampak sama sekali pada perbaikan sepakbola, katakanlah semakin buruk, maka posisinya sebagai Mentri jelas dalam bahaya. Kedua, jika salah memilih orang di PSSI yang baruatau pun Tim Transisi PSSI, misalkan mengambil dari orang-orang timses Jokowi, ini jelas blunder, Menpora akan dianggap tak lebih dari seorang politisi yang ingin bagi-bagi jabatan,” pungkas Koordinator Jogja Soccer Nation, Hermawan F. Wahyudi dalam rilis yang diterima Jogjakartanews.com, Minggu (19/04/2015).

Sebagaimana diketahui, Menpora Imam Nahrawi melalui Surat Keputusan (SK) nomor 01307 tahun 2015 telah resmi membekukan organisasi induk sepakbola Indonesia, PSSI. Pro dan kontra pun banyak bermunculan baik dari kalangan pengamat sepakbola maupun politisi di tanah air. Tetapi baik yang pro maupun yang kontra sejatinya argumentasi mereka mengarah pada hal yang sama, yaitu demi kebaikan sapakbola di Indonesia.

Mantan Menpora Roy Suryo pun tidak mau ketinggalan memberikan komentar. Meski mengaku yakin Imam Nahwari bakal membawa perubahan pada sepakbola di tanah air, tetapi ada sedikit pesan buat sang Menpora baru agar organisasi sepakbola yang dulu sudah susah payah disatukannya tidak rusak lagi. “Harapan saya, semoga (PSSI) yang dulu sudah bersatu tidak rusak kembali, karena sepak bola ini milik rakyat Indonesia,” pinta Roy pada hari Sabtu (18/04/2015) di Surabaya.

“Kalau agi saya terpenting adalah niat Menpora, jika niatnya memang untuk kebaikan sepakbola maka bagus, kita dukung terus. Tapi jika ada sedikit saja kepentingan politis maka tentu sebagai pecinta sepabola bersama-sama harus kita lawan. Karena perlu diingat, orang-orang yang pro itu kan bukan mendukung pak Imam, tapi kebijakannya. Kalau nanti jelas-jelas terindikasi politik yang pasti akan ada perlawan balik, saya yakin itu,” papar Herman. (pr)

Redaktur: Aristianto Z.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com