Isi Kuliah Umum di UPN, Danrem 072 Pamungkas Tegaskan Indonesaia dalam Ancaman Perang Proxy

YOGYAKARTA – Bertepatan dengan hari peringatan Serangan Umum 1 Maret 1949,  UPN Veteran Yogyakarta meresmikan Pusat Studi Pancasila, Kamis (01/03/2018). Dalam rangkaian agenda peresmian, digelar kuliah umum bertemakan “Spirit serangsn umum 1 Maret 1949 perang proxy dan musuh-musuh Pancasila”.

Kuliah umum dihadiri para panelis diantaranya Danlanud ADS yogyakarta Marsma Novyan Samyoga, Danrem 072/Pamungkas Kolonel Kav Muhammad Zamroni, S.I.P dan Rektor UPN Veteran Yogyakarta Prof. DR. Sari Bahagiarti, M.Sc. Kuliah umum sedikitnya diikuti sedikitnya 500 mahasiswa.

Dalam pemaparannya, Danrem 072/Pamungkas Kolonel Kav Muhammad Zamroni, S.I.P menguraikan, Serangan umum 1 maret 1949 adalah sejarah gambaran patriotik, perjuangan kolektif, gotong royong dan persatuan berbagai komponen anak bangsa.

“Dalam serangan umum 1 Maret 1949  sipil dan militer terlibat. Dari pelajar hingga orang tua turut bertempur dalam menghadapi musuh bersama, yaitu penjajah Kolonial yang teknologi dan sumberdaya manusianya jauh diatas kita waktu itu,” ungkapnya.

Dikatakan Danrem, saat ini perang fisik itu tinggal dokumen sejarah dalam ingatan yang seharusnya menjadi pengingat generasi bangsa Indonesia akan betapa besarnya pengorbanan para pahlawan dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

 Namun demikian, menurut Danrem, bukan berarti saat ini tidak ada ancaman bagi bangsa Indonesia dari serangan musuh.

“Serangan musuh penjajah seperti bangsa Belanda tempo 69 tahun yang lalu, saat ini sudah tidak relevan lagi. Serangan musuh kini sudah berganti rupa menjadi perang baru yang lebih canggih, cerdas dan kompleks. Ini yang harus diwaspadai bersama,” tandas Danrem.

Ia menjelaskan, saat ini telah terjadi perang proxy di indonesia diantaranya adalah gerakan-gerakan sparatisme, radikalisme, pornografi, maraknya narkoba, food, film, fashion, frictionn dan yang lainya. Oleh karenanya, Danrem mengingatkan supaya bangsa Indonesia, terutama generasi muda harus waspada dan cerdas dalam menghadapi perang gaya baru tersebut,

“Maka kita harus percaya diri. Karena spirit serangan umum 1 maret 1949 menibulkan sikap percaya diri para pejuang terhadap penjajah. Sebab, meski hanya 6 jam menguasai Yogyakarta, namun pertempuran tersebut menunjukkan existensi sebuah bangsa yang menampilkan martabat dan kepercayaan dirinya untuk menunjukkan bahwa Indonesia itu ada,” tegasnya.

Lebih lanjut Kolonel Zamroni menyampaikan bahwa perang kekinian yg terjadi diantaranya adalah faktor kemajuan tekhnologi informasi yg permasalahan tersebut bisa dicari solusinya,

“Yaitu pertama, Pedomani dan aktualisasikan nilai-nilai Pancasila, yang kedua implementasikan dan kedepankan semangat Bhineka tunggal ika,” pungkasnya. (kt1)

Redaktur: Faisal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com