Cegah Perpecahan Bangsa, Santri Sleman Deklarasi Pemilu Damai

YOGYAKARTA – Merebaknya ujaran kebencian, hoax dan black campaign memasuki tahun politik 2019, berpotensi memecah belah persatuan bangsa. Hal itu menuai keperihatinan kalangan santri Pondok Pesantren di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

Sejumlah santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Muhdi Krapyak, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman menggelar deklarasi Pemilu Damai 2019, Kamis (08/11/2018). Mereka menyerukan agar masyarakat mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa menghadapi Pemilu 2019 mendatang.

Tokoh santri Ponpes Al-Muhdi Krapyak, Samsul Alam mengatakan deklarasi damai perlu dilakukan mengingat memasuki tahun politik ini, mulai tampak konflik dalam masyarakat karena perbedaan pilihan politik,

“Kita lihat di media sosial, saat ini masyarakat saling menghujat dan bahkan bermusuhan karena beda pilihan politik. Deklarasi Pemilu Damai, perlu dilakukan sebagai komitmen untuk menjaga suasana yang kondusif dan menciptakan demokrasi berkualitas,” ujarnya usai deklarasi.

Sementara itu Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muhdi K.H Agus Masruri menuturkan, para santri dan keluarga besar Ponpes Al Muhdi senantiasa siap berperan aktif menjaga Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),

“Nanti harapannya para santri juga akan menularkan semangat yang sama sebagaimana tertuang dalam Deklarasi Pemilu Damai kepada masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya, minimal kepada keluarga dan teman-temannya. Ini penting agar proses Pemilu 2019 bisa berjalan dengan aman, damai dan berkualitas, sehingga menghasilkan pemimpin yang dicintai dan mampu mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia” tutur Kyai Masruri. 

Selain mendukung Pemilu yang berkualitas, Kyai Masruri juga mengimbau agar para santri tidak mengotori proses demokrasi dengan menyebarkan hoax, fitnah, dan ujaran kebencian. Ia menekankan, bahwa empat konsensus dasar berbangsa, yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD 1945, dan NKRI, wajib dijaga dan dirawat bersama segenap komponen bangsa,

“Kami selalu mengingatkan kepada para santri agar mengedepankan kejujuran, kebenaran serta menolak upaya-upaya yang dapat mengakibatkan perpecahan bangsa,” imbuhnya.

“Kami juga mengimbau agar segenap komponen Bangsa Indonesia untuk saling bekerja sama dan bertanggung jawab moral dalam menjaga dan menjamin rasa aman, tentram dan damai dalam kehidupan bermasyarakat,” pungkas K.H Agus Masruri.

Berikut isi deklarasi dan pernyataan sikap yang disampaikan santri Ponpes Al Muhdi:

Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim, Kami para Santri keluarga besar PONDOK PESANTREN AL-MUHDI menyatakan :

  1. Siap berperan aktif menjaga Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  1. Siap mendukung Demokrasi berkualitas, tanpa HOAX, fitnah, dan Ujaran kebencian, serta mengedepankan kejujuran, kebenaran serta menolak upaya-upaya yang dapat mengakibatkan perpecahan di masyarakat yang dapat mencederai Pancasila dan UUD 1945.
  1. Menghimbau segenap komponen bangsa Indonesia untuk saling bekerja sama dan bertanggung jawab moral dalam menjaga dan menjamin rasa aman, tentran dan damai dalam kehidupan bermasyarakat.

Selain Ponpes Al-Muhdi, deklarasi serupa juga digelar keluarga besar Santri Ar Robhitoh, Krapyak, Wedomartani, Ngemplak, Sleman pimpinan Drs. KH. Mas’ud Masduki. Sebelumnya, pada Rabu (07/11/2018) Deklarasi Pemilu Damai juga digelar di Ponpes Al Anshar, Wonosalam, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman pimpinan ustaz Syafrudin.  (rd)

Redaktur: Ja’faruddin. AS

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com