Mengestimasi Integritas Pemuda Indonesia

Oleh: Wahyuni Tri Ernawati*

Siapa yang patut dijadikan sandaran negara Indonesia, jika bukan dari para pemuda dan pemudinya?. Tidak sinkron memang, apabila negara dengan penduduk lebih dari 250 juta jiwa ini, terus menerus bergantung pada kekuasaan dan adidaya negara tetangga bahkan dunia. Namun, begitulah kenyataannya. Dari masa ke masa, bukannya integritas bertambah malah kualitas terkuras. Para pemuda seolah tidak sadar akan bahaya apa yang kelak muncul jika tidak ada perubahan dan kemauan untuk meminimalisir dampak dari kurangnya integritas pemuda.

Mutu pemuda merupakan cerminan dari kesejahteraan bangsa. Ketika para pemudanya berkualitas, maka bisa dipastikan Indonesia adalah negara maju yang sukses menjalankan misi untuk meningkatkan taraf rakyat Indonesia, baik dalam hal kesejahteraan maupun keadilan. Maka dari itu, integritas para pemuda sangat penting dan perlu ditingkatkan. Mengingat Indonesia masih menjadi negara berkembang dan belum mencapai hakikat awal. Usaha tersebut, selayaknya bukan hanya sekedar wacana saja, tapi juga tindakan yang terkoordinir guna mempercepat kemajuan bangsa.

Pada dasarnya, para pemuda telah dididik sedari dini mulai dari TK hingga SMA dan yang setingkat dengannya. Bahkan, banyak diantara mereka yang lulusan sarjana baik tingat lokal maupun internasional. Ditambah dengan berbagai macam perlalatan bidang teknologi dan komunikasi, semakin mempermudah gerak pemuda dalam mencipta dan berkarya. Namun mirisnya, semua tunjangan tersebut kurang dimanfaatkan dengan baik. Para pemuda seakan terlanjur nyaman dengan media-media yang mereka dapatkan.

Bisa dikatakan kalau pada era sekarang, rata-rata pemuda terjebak dengan buaian kemudahan dalam beraktivitas. Maksudnya adalah senang menggampangkan segala urusan dan suka menunda-nunda pekerjaan. Mereka mengangggap bahwa dengan kemudahan yang diperoleh dapat mensiasati diri untuk lebih santai. Anggapan demikian, tentu merupakan suatu kesalahan besar yang sepatutnya dihindari. Terlebih sikap malas yang kerap kali menjadi candu para pemuda. Sebab, akan ada banyak hal yang tidak teratur dan waktu terbuang percuma.

Para pemuda seharusnya sampai jatuh bangun agar dapat mewujudkan hakikat bangsa. Namun, me-managewaktu sendirisaja masih sukar, apalagi disuruh memikirkan dan mengurus negara sebesar Indonesia yang notabenenya perlu keahlian khusus. Entah rela atau tidak, para pemuda harus siap, karena di situlah tantangannya. Para pemuda sebagai “agen penggerak” telah diberikan tanggung jawab yang harus dipikul di bahu masing-masing dengan harapan dapat mengemudikan Indonesia ke jalur kemajuan dan kesejahteraan. Karena jika bukan para pemudanya, lalu siapa lagi?. Pahlawan proklamator sekaligus presiden pertama republik Indonesia yakni Ir. Soekarno, pernah berkata:

“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”

Ungkapan tersebut sangat menjelaskan bahwa, seorang pemuda mempunyai dedikasi yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa dan memiliki kekuatan yang lebih daripada orang tua. Oleh karena itu, penekanan akan integritas harus dikaji lebih lanjut untuk memberdayakan kualitas para pemuda.Sangat disayangkan, jika integritas para pemuda diacuhkan begitu saja tanpa adanya perhatian khusus, baik dari pemerintah maupun pemuda itu sendiri. Karena ada banyak hal yang dapat para pemuda hasilkan, misal dalam bidang akademik. Para pemuda harus mampu bersaing dengan negara-negara lain agar citra Indonesia harum dimata dunia melalui karya dan prestasi hebatnya.

Pemuda adalah tulang punggung bangsa sehingga mempunyai  kedudukan dan peran yang sangat vital dalam pembangunan. Di pundak merekalah harapan dan cita-cita bangsa ini digantungkan sehingga pemuda dituntut berperan aktif dan tampil di garda terdepan pembangunan bangsa, baik fisik maupun mental, spiritual atau karakter. Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya. Di tangan merekalah nasib bangsa Indonesia disampirkan.

Peningkatan integritas pemuda dapat dilakukan dengan banyak hal, tapi yang paling utama adalah dari dalam diri sendiri. Para pemuda harus mempunyai niatan yang kuat untuk berubah agar kelak dapat ikut andil dalam kenegaraan, karena pada dasarnya para pemuda sekarang merupakan calon pemimpin di masa depan. Jika demikian, tentu tidak etis apabila pemuda/i tersebut belum cukup memiliki mutu yang baik, tapi tetap dijadikan pemimpin negeri ini.

Selain niat yang kuat, para pemuda perlu senantiasa memperluas wawasan dan tidak bosan-bosan untuk mengasah kemampuan secara kontinue. Tidak hanya pada waktu tertentu saja, melainkan setiap waktu agar hasilnya dapat diperoleh secara maksimal. Dengan begitu, pemuda-pemuda tersebut dapat layak menjadinahkoda bangsa Indonesia. Pemuda yang berintegritas tinggi dan berdikari seperti batu karang yang kokoh meski diterpa deruan ombak yang bertubi- tubi. (*)

*Penulis adalah Aktivis HMI Dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Uin Walisongo Semarang

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com