YOGYAKARTA – Memasuki hari ke-10 kampanye terbuka ternyata masih ada massa kampanye yang melibatkan anak-anak di bawah umur. Hal ini mencerminkan kesadaran berpolitik masih lemah.
Koalisi Pemilih Kritis (KPK) Yogyakarta, Irwan Suyono menilai, pelibatan anak-anak di bawah umur dalam kampanye mencerminkan lemahnya pemahaman masyarakat terkait politik. Selain itu, KPK menilai Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) juga tidak tegas dalam mengemban tugas.
“Saya kira Bawaslu harus tegas, agar pelanggaran semakin tidak menjadi,” ujarnya, Selasa (25/03/2014).
Irwan melanjutkan, Panwaslu bersama polisi dan jaksa yang tergabung dalam “GAKUMDU” seakan-akan pasrah dan tidak bisa menindaklanjuti kasus pelanggaran Pemilu. “Kasus pelanggaran pemilu seperti politik uang dengan alasan sulit memperoleh barang bukti, semakin sulit menciptakan kualitas pemilu bersih dan memilih wakil rakyat yang berkualitas,” tukasnya.
Irwan juga mengajak masyarakat untuk kritis dalam memilih calon legislatif yang nantinya akan mewakili suara rakyat. Jika anggota dewan yang kerap menghalalkan segala untuk meraup suara maka bisa dipastikan nasib rakyat akan jauh dari kata sejahtera.
“Sangat diperlukan kesadaran berpolitik yang lebih santun dan bermartabat dari partai politik dan calon legislatif, salah satunya dengan tidak melibatkan anak-anak dalam kampanye,” harapnya.
Kontributor: Baharudian Kamba
Redaktur: Azwar Anas