“Guru Besar Bidang Bahasa dan Media Universitas Ahmad Dahlan ( UAD ), Prof. Dr. Rika Astari, S.S., M.A., mengungkapkan Pengucapan Bunyi Huruf Hijaiyah bisa menjadi terapi bagi Siswa dengan Gangguan Pendengaran (Tuna Rungu)”
YOGYAKARTA – Menurut Akademisi UAD, Prof. Dr. Rika Astari, S.S., M.A., terapi pengucapan bunyi huruf hijaiyah (huruf Arab) bagi anak dengan gangguan pendengaran merupakan konteks yang sangat penting dalam pembelajaran al-Qurán.
Hal itu disampaikan Prof Rika saat menjadi pemateri uatama dalam acara Kuliah Pakar yang digelar oleh Program Studi Bahasa dan Sastra Arab Universitas (BSA) UAD berkolaborasi dengan Pogram Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Universitas Darussalam Gontor (UNIDA), Selasa (14/10/2025) Oktober 2025 di Kampus 4 UAD Yogyakarta.
“Pembelajaran huruf hijaiyah merupakan salah satu pembelajaran untuk perolehan bahasa secara efektif, karena pada bunyi huruf hijaiyah terdapat variasi titik artikulasi, terutama pada bunyi konsonan,” tutur Prof Rika.
Ia menjelaskan, pembelajaran huruf hijaiyah merupakan salah satu pembelajaran untuk perolehan bahasa secara efektif, karena pada bunyi huruf hijaiyah terdapat variasi titik artikulasi, terutama pada bunyi konsonan.
Dari bunyi konsonan depan, contohnya pengucapan huruf ba’ (bibir atas dan bawah) sampai dengan konsonan dengan titik artikulasi di dalam tenggorokan contohnya huruf ain dan dan celah pita suara, contohnya huruf ha’
“Upaya terapi pengucapan huruf hijaiyah bagi penutur dengan gangguan pendengaran antara lain melalui terapi artikulasi, pernafasan dan organ produksi bunyi. Selain terapi pengucapan, juga diperlukan terapi pemusatan perhatian dan behavior (perilaku), serta terapi pemijatan untuk kelenturan otot atau syaraf wajah dan tangan, kekuatan otot-otot tenggorokan,” terang lulusan S3 Kajian Timur Tengah Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.
Kuliah Pakar yang mengangkat tema “Peluang dan Tantangan Bahasa Arab pada Level Nasional dan Internasional.” tersebut merupakan kolaborasi yang baru pertama diselenggarakan antara dua universitas, UAD dan UNIDA.
Selain Prof Rika hadir sebagai nara sumber kedua, Dr. Ahmad Zaki Annafiri, S.Pd., M.Ed., ahli dalam Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab dari UAD.
Dalam kesempatan tersebut, Ahmad Zaki mennyampaikan materi dengan judul “Pengembahgan bahan Ajar Bahasa Arab: Peluang dan Tantangan.”
Ia menguraikan bahwa Pengembangan buku ajar Bahasa Arab dapat menjadi salah satu alternatif bidang keprofesian.
“Memahami tujuan pendidikan, karakter budaya siswa, serta penyajian materi menjadi asas dalam pengembangan buku ajar,” ungkapnya.
Acara yang dimodertatori Muhammad Irfan Faturrahman ini diikuti 80 mahasiswa dan beberapa dosen pendamping.
Menurut Prof Rika, acara ini diselenggarakan bertujuan untuk meningkatkan wawasan Mahasiswa Program Studi BSA UAD dan PBA UNIDA Gontor mengenai peluang kerja bagi pembelajar Bahasa Arab.
Usai pemaparan materi, dilanjutkan sesi tanya jawab yang disambut antusias oleh para mahasiswa.
Melihat antusiasme peserta dari kalangan mahasiswa dan dosen tersebut, ke depan Kuliah Pakar akan kembali diagendakan lebih intens.
“Kelak (Kegiatan ini) akan ditingkatkan kualitas dan intensitasnya, karena kolaborasi adalah syarat kemajuan di era digital yang penuh dinamika,” tutup Prof. Rika Astari. (rd1)
Redaktur: Fefin Dwi S