Kampung Ternak Purba Nglanggeran Diresmikan, Agrowisata Peternakan Baru Dongkrak Ekonomi Warga Gunungkidul

Kampung Ternak Purba Nglanggeran Jadi Magnet Agrowisata, Buka Peluang Ekonomi Warga

Peresmian Kampung Ternak Purba Nglanggeran Dorong Peternakan dan Agrowisata

GUNUNGKIDUL – Kampung Ternak Purba Nglanggeran resmi diluncurkan sebagai model baru pengembangan peternakan yang tidak hanya berorientasi produksi, tetapi juga diarahkan menjadi destinasi agrowisata edukatif yang menggerakkan ekonomi rakyat.

Peresmian dilakukan langsung oleh Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih, Rabu (17/12/2025), sebagai bagian dari komitmen Pemerintah Kabupaten Gunungkidul bersama Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam mengembangkan potensi lokal berbasis kawasan Karst Gunung Sewu.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Dwi Wibawanti, menyebut Kampung Ternak Purba Nglanggeran dirancang sebagai ekosistem peternakan terpadu dari hulu ke hilir yang terhubung langsung dengan sektor pariwisata.

“Total anggaran Dana Keistimewaan DIY tahun 2025 yang dialokasikan mencapai lebih dari Rp800 juta. Tujuannya bukan sekadar meningkatkan populasi ternak, tetapi menciptakan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat,” jelasnya.

Berbagai fasilitas penunjang telah dibangun, mulai dari kandang kambing modern, silo fermentasi, gudang pakan, hingga gedung pengolahan susu. Kelompok ternak juga dibekali mesin pasteurisasi, mesin pengemas saset, bibit hijauan pakan, kambing perah jenis Saanen, serta kendaraan roda tiga.

Menariknya, kawasan ini akan dikembangkan sebagai agrowisata edukasi, di mana wisatawan dapat belajar langsung tentang budidaya kambing perah, pengolahan pakan, produksi pupuk organik, hingga proses pemerahan dan pengolahan susu kambing.

Bupati Gunungkidul menilai konsep ini membuka peluang usaha baru bagi warga, mulai dari produk olahan susu, pupuk organik, hingga jasa wisata edukasi.

“Ini bukan hanya tentang beternak, tetapi tentang membangun ekonomi desa. Produk olahan, wisata edukasi, dan pola beternak sehat akan menjadi sumber pendapatan berkelanjutan,” ujar Endah.

Ia juga menekankan pentingnya perubahan budaya beternak yang higienis dan ramah lingkungan untuk mendukung kualitas produk sekaligus mencegah penyakit ternak.

Peresmian ditutup dengan penandatanganan prasasti, pemotongan tumpeng, serta kampanye minum susu bertajuk “MISS HANDAYANI”, sebagai simbol dukungan terhadap konsumsi produk peternakan lokal.

59 / 100 Skor SEO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com