JAKARTA – Seluruh pimpinan, prajurit, dan PNS di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) mengikuti upacara peringatan Hari Nusantara di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Senin, (14/12/2015). Bertindak sebagai inspektur upacara Kepala Staf Kolinlamil (Kaskolinlamil) Laksamana Pertama TNI Pulung Prambudi. Sedangkan komandan upacara Letkol Laut (KH) Widi Hartono yang sehari-hari berdinas di Staf Intelijen Kolinlamil.
Dalam amanat tertulis yang dibacakan Kaskolonlamil, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, mengatakan bahwa konsep Archipelagic State yang dicetuskan Ir. H. Djuanda atau dikenal Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957 menegaskan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mempunyai kedaulatan penuh terhadap perairan antar pulau.
“Deklarasi Djuanda akhirnya masuk dan ditetapkan dalam konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui United Nation Convention On Law Of The Sea atau UNCLOS pada tahun 1982 yang mengakui konsep negara kepulauan,” ungkapnya sebagaimana dikitip dalam keterangan resmi kadispen Kolinlamil Letkol Laut (KH) Bazisokhi Gea, S.Pd., M.AP.
Lebih lanjut dijelaskan, Deklarasi Djuanda memiliki arti yang sangat penting bagi Bangsa Indonesia dimana deklarasi ini telah melahirkan konsep wawasan nusantara yang dapat mempersatukan seluruh wilayah tanah air dan keutuhan NKRI. Laut bukanlah merupakan pemisah pulau-pulau diseluruh nusantara, tetapi sebagai perekat dan pemersatu kedaulatan negara.
Ditambahkan pula, konsep wawasan nusantara harus diimplementasikan melalui segenap kehidupan yang mendorong bangkitnya wawasan dan budaya bahari dengan mengubah cara pandang orientasi daratan (continental oriented) ke orientasi kelautan (ocean oriented) dan pemahaman mengenai wawasan nusantara harus terus dikembangkan.
“Peringatan Hari Nusantara bertujuan untuk mengingatkan kembali serta mengubah mindset Bangsa Indonesia mengenai ruang hidup dan ruang juang yang berimbang antara matra darat dan laut. Hal tersebut sejalan dengan visi Presiden RI Joko Widodo mengenai Poros Maritim Dunia, yang diharapkan akan mewujud dalam bentuk Indonesia sebagai kekuatan maritim yang bersatu (Unity), Sejahtera (Prosperity) dan Berwibawa (Dignity),” urai Menteri Susi dalam amanatnya.
Poros maritim dapat difahami sebagai sebuah doktrin, yang memberi arah mengenai tujuan bersama, yang mengandung arti bahwa bangsa Indonesia dapat melihat dirinya sebagai “poros maritim dunia, kekuatan diantara dua samudera.
“Bangsa Indonesia sudah telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera, memunggungi selat dan teluk. Sebagai Negara maritim, samudera, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita, dengan menjadikan poros maritime dunia sebagai cita-cita, maka bangsa Indonesia harus menegakkan, baik kedaulatan ekonomi maupun maupun kedaulatan NKRI”, tegas Susi dalam sambutan tertulisnya, mengutip pidato Presiden RI Joko Widodo saat pelantikan cabinet kerja.
Diakhir amanatnya, Menteri Susi menyampaikan tema hari nusantara tahun 2015 adalah“Kekayaan Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Pembangunan Indonesia sebagai Poros Maritim guna Mewujudkan Kejayaan dan Kemakmuran Bangsa”. Hal itu mengandung makna, mengingatkan kembali bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya, oleh sebab itu segala bentuk sumber daya alam khususnya yang dapat diperbaharui harus digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat, guna mewujudkan cita-cita besar para pemimpin kita menjadikan bangsa Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Dalam upacara tersebut, turut dihadiri Irkolinlamil, para Asisten Pangkolinlamil, para Kadis Kolinlamil, Komandan Satlinlamil Jakarta dan para Komandan KRI dijajaran Satlinlamil Jakarta.
Sebelumnya, peringatan hari Nusantara tahun 2015 yang jatuh pada Minggu (13/12/2015) dilaksanakan di pelabuhan Lampulo Banda Aceh. Upacara dihadiri langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri kabinet kerja, serta para Kepala Staf angkatan. (pr*)
Redaktur: Rizal