GUNUNGKIDUL – Pemilu legislatif yang jatuh pada 9 April mendatang, tetapi masyarakat di tingkat akar rumput belum paham benar tentang Pemilu. Hal ini tentunya dapat mengganggu kesuksesan pesta demokrasi yang akan menentukan nasib Indonesia.
Ketua Paguyuban Dukuh se-Gunungkidul Janaloka, Anjar Gunantoro mengatakan, seharusnya saat ini masyarakat di Gunungkidul, khususnya di tingkat bawah sudah paham mengenai Pemilu. Tetapi hingga saat ini pihaknya masih banyak menemui masyarakat yang buta akan pemilu.
“Bisa jadi, sosialisasi sudah dilakukan melalui tokoh masyarakat tertentu misalkan, pemerintah desa. Hanya saja, saya sendiri belum pernah dilibatkan,” katanya ketika dihubungi wartawan, Rabu (29/1/2014) tadi.
Karena minim sosialisasi, Anjar mengaku khawatir akan mengganggu pesta demokrasi. Padahal Pemilu akan menentukan nasib Indonesia. Menurutnya, dukuh merupakan tokoh sentral pemerintahan desa yang mampu menjadi ujung tombak informasi kepada masyarakat.
“Kalau digerakkan kami, bisa turut serta memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait Pemilu. Kendala sosialisasi pasti ada, tapi seharusnya KPUD segera mencari solusinya. Karena pesta demokrasi nanti ukuran suksesnya adalah besarnya partisipasi pemilih alias melawan golput atau suara tidak sah karena salah,” jelasnya.
Sebelumnya, Ketua KPUD Gunungkidul M Zainuri Ikhsan mengaku KPUD belum bisa bergerak karena masih menunggu petunjuk tekhnis (juknis) melalui surat edaran (SE) KPU Pusat. “Saat ini relawan demokrasi (relasi) sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat,” tambahnya. (dit)
Redaktur: Azwar Anas