YOGYAKARTA – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta mamproyeksikan pertumbuhan ekonomi DIY 2014 belum mengalami perubahan dari 2013, atau masih tetap dalam kisaran 5,3 – 5,8 persen.
Asisten Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Daerah Istimewa Yogyakarta, Djoko Raharto memprediksi pertumbuhan ekonomi DIY masih belum ada perubahan. Hal itu disebabkan masih banyaknya potensi ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta yang belum digarap.
Menurutnya potensi ekonomi yang belum digarap secara optimal antara lain pasir besi di Kabupaten Kulon Progo serta bandar udara baru.
“Padahal, apabila potensi itu dapat dimaksimalkan, maka proyeksi pertumbuhan ekonomi di DIY dimungkinkan mampu mencapai 6% dan kalau potensi itu bisa segera diolah, target pertumbuhan ekonomi DIY enam persen sangat memungkinkan bisa tercapai,” ujarnya Minggu (29/12/2013).
Meski demikian, pertumbuhan ekonomi DIY masih cenderung stabil apabila dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang cenderung melambat sekitar 14-15 persen.
Hal itu masih tertolong dengan sumber pertumbuhan dari sektor perhotelan dan pariwisata serta dana keistimewaan.
“Kalau Yogya masih ada penopangnya, antara lain dangan aktivitas MICE (“meetings, incentives, conferencing, exhibitions”) di perhotelan. Serta Danais meskipun efeknya tidak terlalu banyak,” tambahnya.
Meski pertumbuhan ekonomi DIY 2014 diperkirakan masih tetap stagnan, namun menurutnya tetap mengalami pergeseran positif dari 2012 yang memiliki pertumbuhan ekonomi dengan poin paling tinggi 5,3 persen.
Hingga saat ini sumbangan sektor perhotelan terhadap PDB mencapai 21 persen, sektor jasa 19 persen, sedangkan pertanian dibanding tahun lalu justru terus mengalami penurunan menjadi 16 persen. (war)
Redaktur: Azwar Anas