GUNUNGKIDUL – Maraknya toko modern di Gunungkidul sedikit demi sedikit menggilas pasar tradisional. Hal ini disebabkan lemahnya perda perlindungan terhadap pedagang kecil di Gunungkidul.
Hal itu terungkap ketika salah seorang calon legislatif (caleg) dapil 1 DPRD Gunungkidul Ervinamurti Kurnisetyowati beberapa kalai melakukan blusukan ke pasar-pasar tradisional. Suasana pasar tradisional saat ini bahkan bisa dikatakan memprihatinkan.
“Dari luar pasar ini megah tapi dalamnya kropos. Kalau hujan tiba di mana-mana atapnya bocor,” ungkap Wastini salah seorang pedagang di Pasar Argosari Wonosari, Kamis (20/03/2014).
Kondisi pasar yang tidak nyaman membuat konsumen pun memilih belanja di lain tempat. Akibatnya pasar sepi dan pedagang kecil yang menjadi korbannya.
“Makanya saya memilih langsung turun menemui masyarakat dan mengetahui keluhannya. Sambil memberikan pendidikan politik secara kritis, cerdas dan mengedepankan akal sehat,” ungkap Ervinamurti caleg PDI Perjuangam no urut 6 ini.
Ervina menjelaskan, pasar adalah tempat rakyat berkumpul mengais uang untuk hidup. Ibu dua anak itu pun terpanggil menyadarkan mereka, tidak hanya memberikan sosialisasi tata cara yg benar. Tetapi juga menyadarkan berani memilih tidak karena pemberian uang.
“Pasar tradisional sepi menjadi alasan lain saya harus mengingatkan kepada Pemkab dan dewan agar penegakan perda perlindungan pasar tradisional supaya pdagang kecil tdak makin tergilas menghadapi pasar modern,” tambahnya.
Untuk diketahui pada Rabu (19/3/2014) PDI Perjuangan melakukan kampanye terbuka di lapangan karangrejek. Tetapi Ervinamurti memilih tidak mengikuti kampanye terbuka. Menurutnya kampanye terbuka justru menakut-nakuti rakyat dan syarat melanggar lalu lintas. (dit)
Redaktur: Azwar Anas