PEMBENTUKAN karakter anak dalam dunia pendidikan menjadi hal yang paling penting. Berbagai kurikulum yang terus menerus disempurnakan menitikberatkan pada pembentukan karakter anak yang jujur, berani, hingga memiliki sifat sosial yang tinggi. Pembentukan karakter anak, bisa dimulai dari lingkungan keluarga, bermain anak hingga sekolah dengan berbagai metode pendekatan. Karya sastra menjadi salah satu metode untuk membentuk karakter anak. Mulai dari nilai kejujuran, keberanian, rasa simpati hingga empati.
Karya sastra yang bisa dijadikan dasar pembentukan karakter anak adalah prosa, roman, novel, dan cerpen, puisi hingga dongeng. Dengan berbagai cerita menarik dari sebuah dongeng seorang anak bisa mulai mengerti apa itu persahabatan, rasa kasih sayang hingga punismen atau hukuman yang bisa diperoleh dari tokoh antagonis. Yang menarik, penyampaian dongeng ini bisa digunakan menguatkan rasa antara orang tua dan anak.
Sebab, cerita atau dongeng yang seerhana dapat mengembangkan wawasan berpikir anak menjadi luas. Bahkan tidak disadari nilai-nilai etika dan moral yang baik dapat tertanam dan secara otomatis akan memacu perkembangan anak. Menjadikan anak lebih percaya diri dalam bersosialisasi dengan menumbuhkan imajinasi kreatif anak dalam berpikir kritis sehingga anak akan terbiasa melakukan hal-hal yang berperilaku positif karena pendidikan karakter yang diberikan oleh orang tua tanpa disadari anak tersebut.
Seperti kisah Kancil Mencuri Timun yang mengajarkan nilai kejujuran, strategi atau siasat atas kecerdikan si Kancil saat mengelabui Anjing, hingga nilai punishmen atau hukuman yang harus diterima kancil saat tertangkap petani dengan menggunakan orang-orangan sawah.
Dari hal sederhana inilah, pendidikan anak bisa mulai ditanamkan sejak anak dalam usia keemasan. Selain dongeng, karya sastra lain juga dapat menjadikan karakter anak yang berkualitas. Seperti puisi yang dapat mengasah rasa empati dan simpati anak. Tentunya sebelum menciptakan sebuah puisi, anak akan memperhatikan hal-hal kecil yang dapat menginspirasi mereka. Tanpa sadar sifat ketelitian, cermat hingga rasa simpati dapat diasah dari karya sastra ini, sehingga karya sastra dapat menanamkan, menumbuhkan, dan mengembangkan peran yang penting dalam karakter anak.
Karya sastra inipula dapat Orang tua bisa melihat kecenderungan perilaku anak. Sebab, dalam karya sastra kondisi psikologi anak sangat mempengaruhi karya sastra yang Ia ciptakan. Fungsi psikolongi dalam sastra yaitu untuk mengetahui perilaku dan motivasi anak dalam kehiduan sehari-hari, melalui ungkapan jiwa seorang anak yang di dalamnya melukiskan kejiwaan anak, baik dalam pikir maupun emosi. Dengan seringnya diberikan karya sastra, tanpa disadari ikut membantu kepribadian anak. Sehingga anak lebih dapat bersosialisasi, peka terhadap lingkungan, memiliki solidaritas yang tinggi terhadap teman, percaya diri dan mencintai persahabatan. Memberi pengalaman baru yang seolah-olah dirasakan dan dialami sendiri, mengembangkan wawasan kehidupan anak menjadi lebih berkemanusiaan, dan mendekatkan anak dengan orang tua. (*)
Penulis: Desi Fitri Lestari, Mahasiswa PGSD FIP Universitas Negeri Yogyakarta