SURABAYA – Dalam rangka reuni ke-25, segenap alumni Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan XXXV menyelenggarakan sarasehan tentang kepemimpinan di bidang penugasan Kapal Perang RI, Pasukan Marinir, dan Pangkalan TNI AL yang dilaksanakan, di kampus AAL Bumimoro, Surabaya, Sabtu (06/06/2015). Sarasehan yang digelar selama sehari penuh itu menampilkan pembicara Pangarmabar Laksamana Muda TNI Taufiqurrahman, Komandan Korps Marinir Brigjen TNI (Mar) Buyung Lalana, Tenaga Ahli Pengkaji SKA Lemhannas Laksda TNI Siwi Sukma Adji, beserta narasumber lainnya.
Hadir dalam acara tersebut Wagub AAL Laksma TNI Deddy Muhibah Pribadi, S.H., M.A.P., beserta sejumlah Perwira Tinggi dan Perwira Menengah TNI AL serta sejumlah Taruna AAL dan segenap alumni AAL angkatan XXXV.
Dalam pemaparan Pangarmabar Laksda TNI Taufiqurrahman, kepemimpinan merupakan faktor penting karena dengan kepemimpinan, maka visi yang direncanakan bisa diwujudkan menjadi misi yang bermanfaat bagi organisasi. Ia juga menjelaskan kepemimpinan di KRI memiliki multi peran yaitu sebagai pemimpin, komandan, guru, bapak, dan pembina
Komandan menurutnya, merupakan penanggung jawab atas kegiatan pembinaan mental prajurit. “Komandan yang hebat bukan yang jagoan, tetapi bisa membuat satuannya jagoan. Oleh karena itulah, sifat yang harus dimiliki Komandan KRI adalah beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki tujuan dan haluan yang jelas, melihat ke depan dan menarik pelajaran dari masa lalu, selalu waspada, berani dan bertanggung jawab, bersikap dan berpikiran luwes, berpikiran komprehensif, mengutamakan keselamatan kapal dan anak buahnya, mengayomi anak buah dan keluarganya, serta persaudaraan sesama pelaut,” tegas Taufiq sebagaimana disampaikan juga dalam rilis kepada Jogjakartanews.com.
Leih lanjut ia menegaskan bahwa kebanggan prajurit, bukan pada jabatan atau pangkat dan kedudukan, melainkan bila dia berfungsi sebagai prajurit di manapun ditugaskan. Indikator keberhasilan dapat dilihat meningkatnya kredibilitas dan karakter Perwira TNI dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Sehingga pembinaan satuan dapat optimal dalam rangka mendukung tugas pokok TNI, meningkatnya tanggung jawab Perwira TNI terhadap pelaksanaan tugas sehari-hari.
“Sehingga hasilnya optimal dan pada akhirnya dapat membangun situasi dan kondisi yang diharapkan, meningkatnya fungsi kontrol Perwira TNI dalam penegakan aturan secara konsisten, kedisiplinan Perwira TNI dalam mengikuti dan mentaati aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan hukum lebih optimal,” pungkasnya.
Sementara itu, Komandan Korps Marinir Brigjen TNI (Mar) Buyung Lalana antara lain mengatakan, kepemimpinan Marinir bertanggung jawab, selalu tampil di depan anggota, mampu memberi contoh dan mampu jadi contoh, menguasai teknik dan taktik yang tinggi, memiliki skill yang tinggi, tidak ragu dalam mengambil keputusan dan bertindak, dekat dengan anggota, berani mengambil resiko, berinovasi, punya visi jauh ke depan, tidak berdiam diri/proaktif, selalu berkarya untuk satuannya, berani memberikan reward & punishment kepada yunior dan bawahan, serta sadar bahwa dirinya adalah prajurit matra laut.
“Pemimpin yang handal bukan sekedar tubuhnya yang kekar, tetapi pemimpin yang memiliki jiwa yang tegar bukan sekedar bagaimana jadi juara, tapi bagaimana menjadi pemenang sejati dengan semangat pantang menyerah,” ujarnya.
Sementara Tenaga Ahli Pengkaji SKA Lemhannas Laksda TNI Siwi Sukma Adji, menjelaskan bahwa terdapat 17 kiat pola kepemimpinan Pangkalan TNI AL di era global, antara lain memahami bahwa tugas serta tanggungjawab sebagai komandan merupakan amanah, sebagai etalase/miniatur serta duta TNI AL di daerah, kenali dirimu, anak buahmu serta kenali lingkungan tugasmu, mampu membangun jaringan serta membangun kemitraan dalam menunjang tugas pangkalan, mampu membangun jaringan serta membangun kemitraan dalam menunjang tugas pangkalan, bukan bagian dari organisasi Pemda tetapi loyalitas tegak lurus.
“Ojo dumeh, ojo kagetan lan ojo gumunan, tidak terhanyut & terbawa dengan pengaruh lingkungan tugasnya, memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi publik atau massa, tidak berkolaborasi dengan pihak yang tidak menguntungkan, tetapi tetap memiliki integritas yang kuat, mampu bertindak baik sebagai pemimpin maupun sebagai manager, kehadirannya bermanfaat bagi organisasi, masyarakat maupun lingkungannya, sebagai diplomat TNI AL yang baik, cerdas & intelektual, dimana tanah dipijak disitu langit dijunjung dan jangan sekali-kali menyakiti diri kita sendiri, dimana tanah dipijak disitu langit dijunjung dan jangan sekali-kali menyakiti diri kita sendiri, kemampuan membaca perkembangan lingkungan yg terjadi, tidak mengabaikan akan janji serta sumpahnya, wahana melatih kecerdasan rasa, kekuatan hati, keteladanan jiwa dan mengenal akan dirinya” ujarnya. (pr)
Redaktur: Aristianto Z.