Mendag Heran Bahan Pokok Naik Jelang Lebaran, Rakyat: Sudah Biasa

YOGYAKARTA – Seakan menjadi sebuah tradisi ekonomi di Indonesia, menjelang hari raya barang-barang kebutuhan terus merangkak naik di sejumlah pasar di Indonesia. Tidak hanya sandang, sektor pangan, termasuk kebutuhan pokok juga naik. Padahal, saat itulah rakyat sejatinya membutuhkan keringanan-keringanan biaya sebab kebutuhan anak-anak mereka juga meningkat. Selain untuk kebutuhan hari raya, kebutuhan biaya akademik juga begitu mendesak karena pasca hari raya harus berurusan dengan biaya administrasi akademik menyusul periode kenaikan kelas atau semester baru.

Atas kondisi bahan-bahan pokok yang tidak bersahabat jelang lebaran itu, Mendag Rahmat Gobel hanya mengaku heran dengan kondisi tersebut. Menurutnya, hal itu hanya terjadi di Indonesia dan tidak di negara lain. “Selalu menjadi pertanyaan, kenapa setiap hari perayaan ada kenaikan daripada kebutuhan pokok. Sementara di luar negeri, biasanya harga itu stabil atau cenderung menurun. Hanya di Indonesia saja kita bisa rasakan harga itu naik,” pungkas Gobel daridi jakarta, Kamis (25/06/2015).

Seperti biasa, pemerintah lantas mengagendakan operasi pasar dan bazar murah yang berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah hanya menjadi solusi terbatas, tak bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Sementara kenaikan harga-harga kebutuhan pokok begitu dirasa secara menyeluruh oleh rakyat Indonesia.

“Solusinya selalu itu-itu saja, operasi pasar dan bazar. Ini kan cuma solusi dari reaksi spontan pemerintah dengan harga-harga yang sudah melambung naik. Harusnya kan dari beberapa bulan sebelumnya sudah diwanti-wanti dan dibuat regulasinya agar para produsen-produsen, suplier-suplier dan pedagang-pedagang ‘nakal’ bisa mendapat efek jera dari permainan harga yang mereka lakukan,” pungkas Ary Wibawa, warga Dusun Papringan, Sleman kepada Jogjakartanews.com.

Pria yang mengaku sebagai rakyat biasa itu berharap Mendag Gobel belajar dari tahun-tahun sebelumnya dan juga tahuhan ini agar menemukan solusi di tahun mendatang supaya kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang Ramadan dan Idul Fitri dapat ditekan, bahkan kalau perlu diturunkan sebagai bentuk subsidi pemerintah untuk menyenangkan rakyatnya.

“Kalau bukan pada pemerintah, kepada siapa lagi kami perharap. Percuma rakyat dikasi THR kalau pada akhirnya kebutuhan-kebutuhan pokok pada naik, hanya sampai di dapur, tak cukup buat menyenangkan anak-anak. Setidaknya ditekan lah biar tetap stabil,” harapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com