JAKARTA – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), kini memiliki kapal survey Canggih terbaru, yakni KRI Spica dengan nomor lambung 934. Kapal jenis bantu yang memiliki kemampuan survei dan pengoperasiannya berada dibawah kendali Dinas Hidro-Oceanografi tersebut tiba di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta, Senin (21/12/2015).
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.AP, secara khusus menyambut kapal tersebut dan bertindak sebagai inspektur upacara. Sedangkan komandan upacara oleh Kolonel Laut (P) Dwi Yantarto yang sehari-hari menjabat Komandan Satuan Survei Dinas Hidro-Oseanografi. Turut mendampingi Kasal dalam penyambutan tersebut Panglima Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Laksamana Muda TNI Aan Kurnia, S.Sos.
Dalam sambutannya, Kasal mengatakan bahwa KRI Spica 934 merupakan kapal Multi Purpose Research Vessel kedua (setelah KRI Rigel-933) yang didatangkan dari Perancis untuk memperkuat jajaran TNI AL. Untuk mendukung fungsi asasinya, kapal ini memiliki berbagai kemampuan dalam melaksanakan survei dan pemetaan dilengkapi peralatan Hidro-Oceanografi canggih yang dapat digunakan untuk mengumpulkan berbagai macam data kemaritiman dilaut dangkal maupun laut dalam.
“Kapal dengan kemampuan lengkap seperti inilah yang diperlukan untuk meningkatkan peran dinas Hidro-Oseanografi Angkatan Laut dalam bidang survei dan pemetaan kemaritiman yang bermanfaat bagi kepentingan pertahanan dan pembangunan negara,” tutur Laksamana Ade Supandi dalam pers rilis Dispen Kolinlamil, yang diterima redaksi jogjakartanews.com.
Disamping itu, Kasal menjelaskan, keberadaan kapal jenis ini juga untuk membantu dalam pemetaan salah satunya pembangunan infrastruktur di pelabuhan-pelabuhan atau kawasan maritim lainnya. Terkait juga keamanan navigasi, banyak kegiatan dengan perubahan kontur laut akibat tsunami, akibat gempa bumi dan lain sebagainya.
“Dengan meningkatnya peran tersebut diharapkan Dishidros akan semakin siap untuk ditransformasikan menjadi Pushidrosal,” tukas Kasal.
Dikatakan Ksal, Nama Spica berasal dari nama latin traditional dari “Alpha Virginis”, atau disebut “Epi” dalam bahasa Perancis merupakan bintang yang paling terang pada rasi bintang virgo. Bintang ini, kata Ksal, memiliki jarak sekitar 260 tahun cahaya dari bumi. Dan bintang ini juga dikenal sebagai raksasa biru dan merupakan variable dari type Beta Cephei. Bintang Spica juga merupakan bintang yang paling panas dan berwarna biru. Hal ini mengandung makna bahwa dengan hadirnya KRI Spica 934 dijajaran TNI AL, akan semakin meningkatkan eksistensi peran TNI AL dalam menjalankan tugasnya serta mendukung kebijakan maritim pemerintah.
“Kapal ini dibangun oleh galangan kapal Ocea Perancis yang sudah tentu bukanlah alutsista murah. Oleh karena itu para pengawak KRI Spica-934 harus mampu memelihara dan mempergunakan alutsista tersebut sebaik-baiknya,” katanya.
Menurut, KRI Spica 934 memiliki panjang 60,1 meter dengan lebar 11,5 meter serta draft kapal 3,5 meter. Kapal dengan kecepatan maksimal 14 knot ini merupakan realisasi pemenuhan alutsista TNI Angkatan Laut dalam memperkuat kemampuan Lembaga Hidrografi Militer bidang hidrografi dalam menyiapkan dan menyediakan data dan informasi Hidro-Oseanografi. Diantaranya berupa peta laut (peta kertas maupun peta navigasi elektronik), dan buku-buku nautika untuk kepentingan keselamatan navigasi pelayaran di seluruh wilayah perairan yurisdiksi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Dan kapal ini juga dapat menjalankan peran sebagai kapal patroli. Dibekali persenjataan kanon PSU Rheinmetall kaliber 20 mm pada haluan, serta dua pucuk SMB (senapan mesin berat) M2HB kaliber 12,7 mm di geladak buritan,” imbuhnya.
Sebelumnya penggunaan kapal tersebut telah diresmikan Ksal di galangan kapalOCEA Shipyard Company, Les Sables d’Olone, Prancis, Sabtu (17/10/2015) Oktober lalu. Peresmian dilaksanakan melalui prosesi commissioning berupa upacara yang diawali dengan tradisi penamaan kapal (Shipnamming) yang dilakukan oleh Ny. Endah Ade Supandi, selaku ibu kandung kapal, dengan tata tradisi memecahkan kendi di lambung kapal tersebut sebagai pertanda kelahiran kapal. Upacara commissioning dihadiri oleh pejabat dari Kementerian Pertahanan RI, Mabes TNI AL, KBRI Perancis, personel galangan Ocean Perancis serta perwakilan masyarakat indonesia di Perancis.
Selanjutnya, kapal survei yang dikomandani Mayor Laut (P) Anom Hascaryo, S.T. ini akan melaksanakan penugasannya untuk melaksanakan survei dan pemetaan di berbagai wilayah perairan NKRI. Para awak KRI Spica 934 ini juga diberikan kesempatan untuk bersama keluarga untuk berlibur setelah melaksanakan operasi penyeberangan Perancis – Indonesia selama 48 hari sejauh 8196 Nautical Miles.
Turut hadir pula pada acara penyambutan kapal itu Panglima Koarmatim Laksda TNI Darwanto, S.E., M.AP., Panglima Koarmabar Laksda TNI A. Taufiqoerrochman, Komandan Korps Marinir Mayjen TNI Mar Buyung Lalana, S.E., Gubernur AAL Mayjen TNI Mar Guntur IC Lelono, S.E., Komandan Lantamal III Jakarta Brigjen TNI Mar RM Trusono, S.Mn, dan para pejabat utama TNI AL lainnya.
“Milikilah kebanggaan sebagai pengawak pertama kapal survei Hidro-Oseanografi ini, dan tetap memotivasi diri untuk menjadi prajurit yang lebih berkualitas dan profesional,” ujar Laksamana dengan bintang empat dipundak itu mengakhiri. (pr*/kolinlamil)
Redaktur: Rudi F