YOGYAKARTA – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai fenomena kenaikan harga daging sapi jelang hari raya Idul Fitri, perlu menjadi perhatian khusus. Sebab, kenaikan harga tersebut dinilai tidak ada kaitan dengan kebijakan ekonomi pemerintah.
“Kalau saya sebenarnya tidak ada korelasi, kenapa menjelang Lebaran kok harga naik,” kata Sultan usai mengukuhkan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD) di Kepatihan (kantor Gubernur), Yogyakarta, Selasa (24/05/2016).
Dikatakan Sultan, penyebab naiknya harga daging sapi setiap jelang idul fitri, ditemgarai karena ada permainan harga yang dilakukan pedagang. Meski sebenarnya tidak rasional, kata Sultan, namun hal itu bisa diterima masyarakat, karena selama ini sudah terbiasa.
“Kecuali, jika stok barang memang tidak ada. Sehingga kenaikan harga itu wajar. Namun, jika stok memenuhi, kenaikan harga bukan sesuatu yang wajar,” imbuhnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan menteri-menteri terkait untuk menurunkan harga daging sapi dibawah Rp 80 ribu sebelum Lebaran. Hal itu disampaikan saat membuka Konvensi Indonesia Berkemajuan di Kampua Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (23/05/2016) kemarin.
Jokowi juga membandingkan harga daging sapi di negara tetangga, Singapura dan Malaysia. Di dua negara tetangga itu daging sapi hanya berkisar Rp 50 hingga Rp 55 ribu. Sementara dipasaran Indonesia hingga saat berkisar Rp120 hingga Rp 130 ribu. Harga itu diprediksi akan meningkat hingg Rp150 ribu jika tidak dikendalikan pemerintah. (kt1)
Redaktur: Rudi F