YOGYAKARTA – Isu berkembangnya organisasi dan gerakan radikal yang bertentangan dengan ideoligi Pancasila, saat ini cukup mengkhawatirkan. Terlebih, gerakan-gerakan tersebut menyasar kalangan pemuda.
“Apapun paham yang bertentangan dengan Pancasila, wajib kita tolak. Terlebih hal itu bisa memecah-belah persatuan bangsa. Kalangan pemuda harus waspada dan terus meningkatkan wawasan kebangsaannya,” kata Kepala Seksi (Kasi) Kepemudaan Kantor Kesatuan Bangsa (Kesbang) Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, Husni Eko Prabowo, kepada jogjakartanews.com, Sabtu (28/06/2016).
Dikatakan Husni, sebagai langkah pembinaan dan antisipasi berkembangnya gerakan-gerakan yang mengancam masa depan bangsa, Pemkot Yogyakarta melalui Kantor Kesbang menggelar Temu Konsultasi Koordinasi Program Kegiatan Kepemudaan bagi Organisasi Kepemudaan (OKP) di kompleks Kantor Wali Kota Yogyakarta, Jum’at (27/06/2016) kemarin.
Peserta dalam koordinasi tersebut merupakan perwakilan pimpinan 17 Organisasi Kepemudaan (OKP) se Kota Yogyakarta. Beberapa diantaranya dari IPNU, PPMI, FIC, FPN, Pramuka, KCC, NCC, dan IPM.
Hadir sebagai pemateri dalam acara tersebut, Kepala Kantor Kesbang Yogyakarta, Drs. Sukamto; Akademisi Universitas Widya Mataram Yogyakarta, Hartanto, SH; Tokoh Pemuda Erik Hadi dan Andika.
“Tujuan kegiatan membangun Jogja untuk menjadi kota yang penuh toleransi,” kata Husni.
Menurutnya, menolak paham anti Pancasila bukan berarti bisa mengurangi rasa toleransi dengan sesama.
“Justru dengan toleransi bisa menangkal gerakan-gerakan yang membahayakan keutuhan NKRI,” pungkasnya. (kt1)
Redaktur: Rudi F