Kandidat Presidium KAHMI Nasional Kampanye di UGM

SLEMAN – Tiga kandidat kuat Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), kampanye untuk mendapatkan dukungan dalam  Silaturahim Majelis Wiyayah KAHMI DIY- Jawa Tengah,  di Gedung Seminar Timur FISIPOL UGM, Sabtu (04/11/2017) sore. Ketiga kandidat tersebut yaitu Ir. Subandriyo, Erwin Muslimin Singajuru, SH. MH, dan Sigit Pamungkas SIP. MA.

Dalam  silaturahmi bertajuk ‘Sambung Rasa Bersama Calon Presidium Majelis Nasional KAHMI’ ketiga kandidat yang akan bertarung dalam Munas X KAHMI di Medan mendatang, memaparkan visi misi unggulannya.  

Subandriyo yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) MN Kahmi Periode 2012-2017 mengatakan, hingga saat ini KAHMI memang diakui perannya dalam memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara. KAHMI era kepemimpinan Prof. Dr. Mahfud MD sebagai saat ini, kata Subandriyo, bahkan disejajarkan dengan Organisasi Massa (Ormas) Islam sekaliber Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).

“Bahkan di kancah internasional KAHMI disejajarkan dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Namun demikian, masih banyak yang harus KAHMI Benahi di masa mendatang,” ujar pengusaha yang juga alumni UGM.

Dikatakan Subandriyo, saat ini alumni HMI kurang tertarik dengan dunia entrepreneur (Pengusaha). Padahal, kata dia, penguatan ekonomi saat ini menjadi sesuatu yang penting untuk digagas KAHMI,

“Anggota KAHMI kebanyakan di tiga profesi, Politisi, Birokrat, atau akademisi, yang jarang masih pengusaha, ke depan salah satu program unggulan saya adalah bagaimana menumbuhkan jiwa wirausaha di KAHMI. Mohon dukungan dan do’a dari Jogja dan Jawa Tengah. Sebenarnya saya ada gerbong lain, namun untuk Jawa, saya ingin  dari Jogja dan Jateng,” ujar Subandrio yang Ketua Himpunan Pengusaha Korps Alumni HMI (HIPKA).

Sementara Erwin Muslimin Singajuru, SH. MH  yang saat ini menjabat sebagai anggota DPR RI Komisi 8 dari Fraksi PDIP menyatakan siap untuk membawa KAHMI lebih baik dari kepemimpinan Prof. Mahfud MD. Erwin bahkan mengkritik Kahmi periode 2012-2017 yang program-programnya dinilai belum membumi,

“Saya salut program-program KAHMI sekarang banyak. Namun ada oto kritik untuk kepengurusan beliau Pak Mahfud. Mungkin karena beliau basicnya akademisi, jadi program-programnya masih di Menara gading,” ujar alumni FH UII yang pernah dua periode menjadi Ketua Umum HMI Cabang Yogyakarta era 80 an ini.

Direktur LBH MN KAHMI ini mengemukakan, di KAHMI banyak Akademisi yang memiliki jaringan yang baik di Politik maupun Birokrasi. Namun, kata dia, belum ada lembaga Pendidikan yang dibangun KAHMI.

“Belum ada terpikir membuat Universitas KAHMI, SMA Kahmi dan lembaga-lembaga Pendidikan KAHMI. Ke depan saya ingin menjadi pejuang, pemikir, dan pembaharu. Nanti mudah-mudahan bisa menjawab  persoalan yang selama ini belum terjawab. Akan saya coba memadukan ekonomi dengan intelektual,” kata salah satu inisiator buku “Konspirasi Mengoyak Demokrasi” yang sempat kontroversial era Orde Baru ini.

Sedangkan Sigit Pamungkas, SIP. MA yang mantan Komisioner KPU Pusat memaparkan tujuh program untuk KAHMI mendatang. Menurut Alumni FISIP UGM ini, HMI perlu menjadi golden bridge, jembatan emas bagi pemersatu elemen bangsa,

“Kita musti mengeratkan kembali komponen ummat dan bangsa. Ke depan KAHMI harus mampu mengeratkan silaturahmi kebangsaan, sehingga kita tidak hanya sekadar menjadi bagian elemen dari elemen yang ada, tapi menjadi pemersatu,” kata Dosen Ilmu Politik Fisip UGM ini.

Menurutnya, saat ini dari berbagai elemen ummat Islam concern dengan Pendidikan, tetapi itu blm menajmin membuat kuat umat Islam. Titik lemahnya, kata dia ada ruang kosong yang masih perlu di isi yaitu, penguatan ekonomi ummat.

“Kita tidak perlu menandingi NU dan Muhamadiyah dalam Pendidikan, tapi melengkapi dengan mengembangan ekonomi ummat. Ke depan KAHMI harus punya amal usaha,” ujarnya.

KAHMI menurut Sigit ke depan juga perlu mengembangkan management organisasi berbasis  teknologi. Kita mesti mengembangkan teknologi untuk managemen. Kala kita bersinergi, kata dia, akan banyak hal yang bisa kita cetak.

“Kita nantinya bisa identifikasi kita sebenarnya lebih kuat di sisi mana. Saya mencontohkan 5 tahun berkiprah di KPU, ada 34 Provinsi, dimana komisioner KPU diisi alumni HMI. Ada 70 orang di KPU Provinsi. Saya hitung gajinya bisa 1,2 M per komisioner KPU. Artinya mengoptimalkan jaringan dengan baik, tanpa harus menyumbang secara individu system sudah berjalan,” ungkapnya.

Sigit juga menekankan ke depan KAHMI harus mengawal kebijakan pemerintah secara proporsianal. Jika kebijakan itu baik, kata dia, maka harus didukung, namun jika sebaliknya maka perlu dikritisi.

“Yang tak kalah penting KAHMI harus menghidup-hidupi HMI, bukan hidup dari HMI,” pungkasnya.

Sekadar informasi, acara yang dimoderatori Drs, Mashuri Maschab (dewan Pakar MW KAHMI DIY) ini dihadiri seratusan peserta dari pengurus KAHMI MW DIY-Jateng dan kader HMI se wilayah DIY. (rd)

Redaktur: Ja’faruddin. AS

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com