BANTUL – Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Kadisbud-DIY), Drs.H.Umar Priyono, M.Pd meminta masyarakat di Gilangharjo, Pandak, Bantul untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan sebagai pilar penting pembangunan.
“Kebudayaan penuh makna tuntunan, tatanan, dan tontonan bagi umat manusia, dengan kebudayaan kita dipersatukan dalam sebuah tujuan bersama,” kata Umar saat menjadi pembicara dialog budaya dalam acara Festival Gilang Lipuro, di kompleks petilasan Gilang Lipuro, Jumat (15/12/2017) malam.
Dalam kesempatan tersebut Umar juga meminta supaya masyarakat bersama pemerintah desa bisa merencanakan, memprogamkan, mengusulkan, mengajukan kegiatan dan bisa mengakses Dana Keistimewaan (Danais) dari Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata untuk pengembangan kebudayaan dan pariwisata yang mendorong kesejahteraan masyarakat dalam mewujudkan visi Gubernur DIY 2017-2022.
“Visi Ngarso Dalem (Sri Sultan Hamengku Buwono X), menyongsong Abad Samudera Hindia untuk Kemuliaan Martabat Manusia Jogja. Dengan demikian, sumber pendanaan dari Danais nantinya diharapkan orientasinya untuk mensejahterakan masyarakat, untuk kemuliaan martabat manusia,”katanya.
Umar memberikan perhatian terhadap situs Selo Gilang Lipuro sebagai petilasan lahirnya Mataram. Dia mengajak masyarakat untuk ‘golong gilig, gumregah’ (Bersatu padu dan bersemangat) menjaga dan merawat petilasan tersebut. Umar mengaku sering berkunjung ke petilasan tersebut baik bersama Komisi D DPRD I DIY, maupun dengan dinas terkait untuk memberikan perhatian guna mendukung konservasi petilasan supaya kedepan bisa menjadi kawasan wisata spiritual dan budaya.
Dalam kesempatan yang sama, Kadisbud Bantul Sunarto menambahkan, bersama dengan masyarakat desa Gilangharjo, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul telah merancang dan mengajukan blue print grand design pembangunan kawasan petilasan Selo Gilang.
“Harapannya segera disetujui dan dikabulakan sehingga akan membawa dampak multi player effect untuk kesejahteraan masyarakat sekitar,” katanya.
Sementara wakil dari Tepas Panitro Puro Kraton Ngayogyakarta KRT. Kintoko menyambut baik ide dan gagasan atas rancangan konservasi petilasan Selo Gilang. Menurutnya tahun ini Kraton telah meronovasi tembok belakang dan samping petilasan yang roboh karena gempa bumi tahun 2006 yang lalu.
“Untuk selanjutnya meminta mengajak masyarakat menjaga dan merawat petilasan sembari bersama sama mewujudkan kawasan wisata spirtual,” ajak Kintoko.
Dandim Let.Kol. Agus Widianto yang juga berkesempatan hadir sebagai pembicara mengatakan, kebudayaan adalah perekat dan pemersatu Bangsa. Karena dengan Kebudayaan, kata dia, dapat menumbuh kembangkan kegotong royongan, saling bekerja sama penuh dengan kekompakan, hidup rukun, harmonis, dengan mengedepankan persatuan dan Kesatuan.
“Dengan semangat Hari Juang Kartika, TNI AD selalu ingin Manunggal dengan Rakyat, mengajak masyarakat selalu menjaga keberagaman, kebhinekaan dalam bingkai NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Salah satu media pemersatu bangsa kita adalah kebudayaan,” katanya.
Sedangkan Lurah Desa Gilangharjo. Drs. H. Pardiyono dalam kesempatan tersebut meminta pemerintah daerah dan Pemda DIY beserta dinas terkait untuk mendukung terwujudkan kawasan desa wisata spiritual dan budaya Desa Gilangharjo.
“Pemerintah desa Gilangharjo juga telah membuat Pusat Studi Sejarah sebagai tempat belajar mendalami nilai nilai sejarah budaya tinggalan nenek moyang kita,” imbuhnya dalam Dialog Budaya Fetival Gilang Lipuro yang dipandu oleh Anang Batas.
Pembicara lainnya, budayawan dari Forum Keistimewaan untuk Kesejahteraan (FKK), Mas Bekel Joyo Supriyanto SE, mengulas tentang petilasan Selo Gilang Lipuro yang merupakan monumen bangkitnya perdaban baru bumi mataram.
“Intenjibel Peradaban Baru Bumi Mataram ini adalah budi pekerti yaitu peradaban kasih semangatnya adalah mencintai, melayani, mengerti, memberi, mengasihi, menghormati, memamahi, memuji mengayomi, merangkul, mentaati, mematuhi, memperbaiki diri dan me me me yang baik lainya,” ungkapnya.
Sementara terkait visi Gubernur DIY, Supriyanto mengatakan untuk bidang kemaritiman bisa diwujudkan dengan dibangunnya Marina Jogja, Laguna, Pelabuhan Adikarta, Bandara, Tetenger Peradaban Baru di Watu Lumbung Seloharjo, Destinasi Wisata Pantai di Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul untuk menjadikan halaman Jogjakarta dari selatan.
“Kami berharap mendapat dukungan dari semua pihak mewujudkan peradaban baru bisa terealisasi,” tutup Supriyanto. (rd)
Redaktur: Ja’faruddin AS